Komet Halley: Fakta dari Sebuah Komet yang Paling Terkenal

Posted on Sunday, February 24, 2013 by Sang Petualang

Citra Komet Halley yang diambil Pada Tahun 1986. Kredit : NASA
Komet Halley bisa dibilang sebagai komet yang paling terkenal. Komet halley adalah sebuat komet yang bersifat periodik dan akan kembali ke daerah sekitar bumi setiap 75 tahun sekali, membuatnya dapat dilihat dua kali oleh manusia sepanjang hidupnya. Penampakan terakhirnya terjadi pada tahun 1986 dan dijadwalkan akan kembali pada tahun 2061.

Nama Halley diambil dari seorang astronom Inggris bernama Edmond Halley, yang menganalisa laporan penampakan komet pada tahun 1531, 1607 dan 1682. Dia menyimpulkan bahwa ketiga penampakan komet tersebut berasal dari komet yang sama, yang datang berulang-ulang, dan diprediksikan akan datang kembali pada tahun 1758.

Halley sudah meninggal saat sang komet kembali, tapi hasil penemuannya membuat namanya dijadikan nama komet tersebut. (Penyebutan secara tradisional biasanya mengucapkannya dengan nama Valley). Perhitungan Halley menunjukkan bahwa beberapa komet ternyata mengelilingi matahari.

Selanjutnya, penampakan komet Halley pada era antariksa modern, tahun 1986, membuat beberapa wahana antariksa mendekatinya untuk mendapatkan sampel komposisi komet tersebut. Beberapa teleskop di observatorium besar juga melakukan pengamatan saat komet tersebut melewati planet Bumi.

Sejarah Komet Halley
Menurut data dari badan antariksa Eropa (Europe Space Agency, ESA), Observasi pertama yang bisa dilacak terjadi pada tahun 239 SM. Astronom dari China mencatatnya dalam Catatan Sejarah Shih Chi dan Wen Hsien Thung Khao.

Ketika komet Halley kembali pada tahun 164 SM dan 87 SM, catatannya kemungkinan dibuat oleh bangsa Babilonia dan sekarang disimpan di museum British di kota London. Dalam Jurnal Nature dikatakan bahwa: “Teks-teks Babilonia ini memiliki arti yang sangat penting pada sejarah pergerakan orbit komet dari masa kuno.”

Penampakan komet Halley yang paling terkenal terjadi tak lama sebelum invasi Inggris yang dipimpin oleh William Sang Penakluk. Dikatakan bahwa William merasa kehadiran komet menginspirasi kesuksesannya dalam misi invasi. Dalam berbagai sumber, Komet Halley tertera dalam catatan sejarah invasi yang dikenal sebagai  Bayeux Tapestry, sebagai wujud penghormatan William.
Menurut Ensiklopedia Brittanica, penampakan komet Halley lainnya pada tahun 1301 boleh jadi telah menginspirasi pelukis Italia, Giotto, saat melukis “The Star of Betlehem”  dalam “Pemujaan orang-orang Majusi”.

Bagian dari Bayeux Tapestry yang menunjukkan Komet Halley selama Penampakkannya Pada Tahun1066.
Kredit : Public domain
Sayangnya, para astronom pada zaman itu masih melihat penampakan komet sebagai suatu fenomena yang tidak boleh dilihat karena sering diramalkan sebagai pertanda datangnya bencana.

Bahkan saat Shakespeare menulis drama “Julius Caesar” sekitar tahun 1600, atau 105 tahun sebelum Edmond Halley menyatakan teorinya tentang sang komet, salah satu prosanya yang paling terkenal berbicara tentang komet: “Ketika pengemis mati, tidak ada komet yang terlihat. Langit sendiri yang meintis matinya seorang pangeran”.

Penemuan Akan Kembalinya Komet Halley
Astronomi mulai berubah cepat seiring berlalunya masa Shakespeare. Banyak astronom saat itu masih meyakini bahwa bumi adalah pusat dari tata surya. Namun seorang Nicolaus Copernicus, yang telah wafat 20 tahun sebelum Shakespeare lahir, telah mempublikasikan sebuah penemuan bahwa pusat dari tata surya adalah matahari.

Diperlukan waktu selama beberapa generasi bagi perhitungan Copernicus untuk dapat dipercayai oleh masyarakat astronomi. Dan saat para astronom mempelajarinya, perhitungan tersebut menyediakan sebuah model yang kuat untuk menyatakan bagaimana benda bergerak di sekitar sistem tata surya dan alam semesta.

Edmond Halley. Sumber: Wikipedia
Pada tahun 1705, Edmond Halley mempublikasikan sebuah katalog berjudul  "A Synopsis of the Astronomy of Comets” yang berisikan catatan penemuan sejarah kemunculan 24 komet sepanjang tahun 1337 hingga 1698. Tiga buah hasil observasi nampak sangat mirip dalam hal orbit dan parameter lainnya, yang mengarahkan Halley kepada sebuah kesimpulan bahwa salah satu komet akan terus kembali mengunjungi bumi berkali-kali.

Komet itu muncul pada tahun 1531, 1607 dan 1682. Halley memprediksikan bahwa komet yang sama akan kembali ke Bumi pada tahun 1758. Halley tidak hidup cukup lama untuk dapat melihat kembalinya sang komet. Halley meninggal pada tahun 1742, namun penemuannya mengispirasikan banyak orang untuk menamai komet tersebut dengan namanya.

Kemudian, pada setiap perjalanannya menuju tata surya dalam, astronom di seluruh dunia selalu mengarahkan teleskopnya untuk mengamati penampakan komet Halley.

Kemunculan komet Halley pada tahun 1910 sangat spektakuler, dengan jarak komet hanya sekitar 22,4 juta kilometer dari bumi, atau sekitar seperlima belas jarak antara bumi dan matahari. Pada kesempatan itu, komet Halley berhasil tertangkap oleh kamera untuk pertama kalinya.

Menurut penulis biografi Albert Bigelow Paine, pada tahun 1909, penulis Mark Twain berkata: “Aku melihat komet Halley pada tahun 1835 dan masih melihatnya hingga setahun kedepan. Aku berharap bisa pergi bersamanya”. Twain meninggal dunia pada 21 April 1910, satu hari setelah komet berada pada titik perihelion, saat komet muncul dari balik matahari.

Komet Halley di Era Antariksa Modern
Ketika komet Halley datang pada tahun 1986, saat itu pertama kalinya kita bisa mengirimkan wahana antariksa kesana.

Itu adalah momen keberuntungan, di saat observasi dari bumi tidak membuahkan hasil yang diharapkan. Ketika komet berada pada titik terdekatnya ke matahari, saat itu pula bumi berada pada arah yang berlawanan, membuat komet Halley menjadi objek yang sangat redup dan jauh, sekitar 39 juta mil jauhnya dari bumi.

Beberapa wahana antariksa berhasil melakukan perjalanan ke komet. Satu armada wahana antariksa ini sering disebut sebagai Armada Halley. Dua wahana hasil patungan Uni Soviet dan Perancis, Vega 1 dan Vega 2, berhasil terbang di dekatnya dan salah satunya berhasil memotret inti komet untuk pertama kalinya.

Wahana Antariksa Giotto dari Badan Antariksa Eropa bahkan berhasil terbang lebih dekat,  dan berhasil membawa gambar yang spektakuler ke bumi. Jepang juga mengirimkan 2 wahananya, Sakigake dan Suisei, yang juga berhasil membawa banyak informasi tentang komet Halley. Selain itu juga, satelit penjelajah komet internasional milik NASA, yang telah mengorbit sejak tahun 1978, berhasil menangkap gambar komet Halley dari jarak 28 juta kilometer.

Pada sebuah momen, NASA membuat sebuah catatan: “Tak bisa dihindari bahwa ini adalah komet yang paling terkenal diantara komet lainnya dan dia mendapatkan perhatian yang sangat besar, bahkan membawa hasil yang mengejutkan semua orang yang terlibat di dalamnya.”

Kabar buruknya adalah saat para astronot yang tergabung dalam misi Challenger STS-51L, dijadwalkan untuk melihat menggunakan teleskop saat mereka tida di orbit. Namun mereka tidak berhasil melakukannya karena pesawat antariksa yang ditumpanginya meledak 20 menit setelah peluncuran, pada tanggal 28 Januari 1986, yang disebabkan oleh roket yang malfungsi.

Akan memakan waktu puluhan tahun hingga komet Halley akan kembali mendekati bumi. Namun anda masih dapat melihat sisa-sisa wujudnya setiap tahun dalam rupa Hujan Meteor Leonid, yang berasal dari serpihan komet Halley. Hujan meteor Leonid muncul secara rutin pada pertengahan bulan Oktober. Komet Halley juga menghasilkan hujan meteor Eta Aquarids yang nampak pada pertengahan bulan mei.

Ketika komet Halley menghampiri bumi pada tahun 2061, komet akan berada pada sisi yang sama dengan bumi terhadap matahari dan memungkinkan kemunculannya jauh lebih terang dari pada tahun 1986 yang lalu.

Salah satu astronom memprediksikan bahwa komet akan muncul dengan kecerlangan magnitudo hingga -0.3. Niali ini cukup terang, tapi masih kurang terang dibanding bintang terterang di langit malam, Sirius, yang memiliki magnitudo -1.4.

No Response to "Komet Halley: Fakta dari Sebuah Komet yang Paling Terkenal"

Popular Posts