Report Pertemuan Rutin Ke - 15 'Hisab Rukyat'

Tanggal 23 Juli 2011, HAAJ (Himpunan Astronomi Amatir Jakarta) seperti biasa mengadakan pertemuan rutin ke – 15 di ruang kelas, Planetarium Jakarta.  Pertemuan rutin ini dimulai pada pukul 16.30 WIB. Pertemuan rutin kali ini sangat menarik karena dalam menyambut bulan ramadhan kita diajarkan bagaimana menentukan awal bulan ramadhan dengan perhitungan hisab dan rukyat. Tidak hanya dalam perhitungan ramadhan saja tetapi perhitungan lainnya seperti syawal dan dzulhijjah serta simulasi pergerakan bulan. Materi kali ini disampaikan oleh Pak Cecep Nurwendaya dan Ka Azis sebagai moderator kembali. 

Gambar 1. Pak Cecep Nurwendaya sedang memaparkan materi ' Hisab Rukyat'.

Peserta yang hadir pun cukup banyak dan hampir memenuhi ruang kelas. Mayoritas yang hadir adalah siswa SMA yang pernah mengikuti OSN Astronomi dan beberapa kelompok Astronomi pun juga turut hadir dalam pertemuan. Berikut foto kegiatan saat materi berlangsung:
Gambar 2. Suasana saat materi berlangsung.
Materi hisab rukyat bukanlah materi yanng mudah dimengerti sebagian kalangan. Perlu adanya pemahaman lebih dalam memahami materi, dikarenakan banyak peristilahan yang muncul untuk menjelaskan materi ini. Apa yang kita ketahui tentang hisab rukyat? Berikut materi singkat mengenai hisab rukyat yang disampaikan oleh Pak Cecep sebagai pemateri:
Dalam menentukkan sistem waktu, umat islam menggunakan kalender berbasis pergerakan bulan. Sistem penanggalan ini dinamakan kalender qomariah dan dalam penyebutannnya disebut tahun hijriah. Pada praktiknya, sistem penanggalan qomariah ini dilakukan dengan sebuah ritual mengamati salah satu fase bulan yang paling awal yang disebut dengan hilal. Ritual pengamatan hilal didasarkan pada sebuah perhitungan yang dalam islam disebut dengan hisab. Karena itulah, dua istilah tersebut, hisab dan rukyat, sangat populer dalam kaitannya dengan sistem penanggalan islam.

Kaitannya dengan hisab, di sinilah  perhitungan astronomis digunakan. Oleh karena itu, benar adanya bahwa ajaran islam menggunakan ilmu - ilmu sains seperti astronomi. Di dalam hisab itu sendiri, terdapat banyak sekali sistem perhitungan yang digunakan. Mulai dari yang tradisional berbasis kitab-kitab kuning (kitab-kitab yang biasa digunakan di pesantren-pesantren islam tradisional) hingga perhitungan matematis kontemporer yang bersumber dari instansi-instansi yang terkait, seperti badan antariksa atau sistem navigasi angkatan laut.


Setelah perhitungan hisab tersebut diketahui, kemudian digunakan sebagai bahan acuan untuk melaksanakan kegiatan rukyat hilal. Pada pelaksanaannya, kita tidak perlu lagi merasa bingung di mana kiranya letak hilal berada. Dari hasil perhitungan tersebut kita dapat menentukan perkiraan posisi dari hilal tersebut meskipun masih belum terlihat. Hal itu pasti akan sangat membantu dan mempermudah kerja pengamat hilal dan meningkatkan peluang terlihatnya hilal dalam penentuan penanggalan hijriah.

Hilal yang dimaksud di sini adalah sebuah fase bulan sesaat setelah konjungsi, yaitu setelah bulan berada satu garis lurus diantara bumi dan matahari, di mana saat konjungsi terjadi, tidak ada sedikit pun cahaya matahari yang mengenai permukaan bulan yang menghadap bumi. Maka, fase hilal adalah fase di mana cahaya matahari pertama kali mengenai permukaan bulan yang menghadap bumi. Secara umum, kita menyebutnya bulan sabit, tapi yang menjadi kriteria di sini adalah bulan sabit yang paling muda usianya (fase paling awal di mana sinar matahari pertama kali menyentuh permukaan bulan yang menghadap bumi). Maka, penampakkan hilal itulah yang menjadi awal dari bulan dalam penanggalan hijriah.


Berdasarkan materi singkat di atas timbul banyak pertanyaan dibenak para peserta yang hadir dalam pertemuan ini. Seperti biasa, peserta pertemuan rutin berkesempatan menyampaikan beberapa pertanyaan seputar perhitungan maupun pengamatan secara hisab rukyat kepada pemateri. Antusias dari peserta dapat dilihat dari paparan beberapa foto yang di tampilkan dari banyaknya jumlah penanya. Berikut peserta yang aktif bertanya seputar pengamatan hisab dan perhitungan secara rukyat dan peserta yang hadir saat petemuan:

Gambar 3. Peserta yang aktif bertanya saat sesi tanya - jawab.
Gambar 4. Peserta yang hadir saat pertemuan.

Apa yang bisa kita dapat dari materi ini sungguh banyak manfaatnya ketika penetapan memasuki bulan ramadhan dan bulan lainnya, kita sudah mampu meraba kapan peristiwa - peristiwa tersebut akan terjadi. Tetapi dengan mengertinya kita terhadap perhitungan seperti ini, adakalanya kita bijak dalam memahami setiap keputusan yang dikeluarkan oleh pemerintah tanpa membuat kegaduhan yang bisa terjadi karena telah mengertinya kita dalam perhitungan maupun secara pengamatannya. Alangkah baiknya dengan menunjukan jiwa astronom amatir kita dengan cara berbagi ilmu dengan yang lainnya mengenai Hisab Rukyat yang pernah kalian dengar khususnya dalam pertemuan rutin HAAJ :)

- Salam HAAJ -

Pertemuan Rutin Dwimingguan ke 15 - Sabtu, 23 Juli 2011

Pertemuan Rutin Dwimingguan
Himpunan Astronomi Amatir Jakarta (HAAJ)
edisi ke-lima belas tahun 2011




Pendahuluan :

Hisab adalah perhitungan secara matematis dan astronomis untuk menentukan posisi bulan dalam menentukan dimulainya awal bulan pada kalender Hijriyah.

Rukyat adalah aktivitas mengamati visibilitas hilal, yakni penampakan bulan sabit yang nampak pertama kali setelah terjadinya ijtimak (konjungsi). Rukyat dapat dilakukan dengan mata telanjang atau dengan alat bantu optik seperti teleskop. Rukyat dilakukan setelah matahari terbenam. Hilal hanya tampak setelah matahari terbenam (maghrib), karena intensitas cahaya hilal sangat redup dibanding dengan cahaya matahari, serta ukurannya sangat tipis. Apabila hilal terlihat, maka pada petang (maghrib) waktu setempat telah memasuki bulan (kalender) baru Hijriyah. Apabila hilal tidak terlihat maka awal bulan ditetapkan mulai maghrib hari berikutnya.

Perlu diketahui bahwa dalam kalender Hijriyah, sebuah hari diawali sejak terbenamnya matahari waktu setempat, bukan saat tengah malam. Sementara penentuan awal bulan (kalender) tergantung pada penampakan (visibilitas) bulan. Karena itu, satu bulan kalender Hijriyah dapat berumur 29 atau 30 hari. 

Hisab
Secara harfiah, hisab bermakna perhitungan. Dalam dunia Islam istilah hisab sering digunakan dalam ilmu falak (astronomi) untuk memperkirakan posisi matahari dan bulan terhadap bumi. Posisi matahari menjadi penting karena menjadi patokan umat Islam dalam menentukan masuknya waktu salat. Sementara posisi bulan diperkirakan untuk mengetahui terjadinya hilal sebagai penanda masuknya periode bulan baru dalam kalender Hijriyah. Hal ini penting terutama untuk menentukan awal Ramadhan saat muslim mulai berpuasa, awal Syawal (Idul Fithri), serta awal Dzulhijjah saat jamaah haji wukuf di Arafah (9 Dzulhijjah) dan Idul Adha (10 Dzulhijjah).

Dalam Al-Qur'an surat Yunus (10) ayat 5 dikatakan bahwa Tuhan memang sengaja menjadikan matahari dan bulan sebagai alat menghitung tahun dan perhitungan lainnya. Juga dalam Surat Ar-Rahman (55) ayat 5 disebutkan bahwa matahari dan bulan beredar menurut perhitungan.
Karena ibadah-ibadah dalam Islam terkait langsung dengan posisi benda-benda langit (khususnya matahari dan bulan) maka sejak awal peradaban Islam menaruh perhatian besar terhadap astronomi. Astronom muslim ternama yang telah mengembangkan metode hisab modern adalah Al Biruni (973-1048 M), Ibnu Tariq, Al Khawarizmi, Al Batani, dan Habash.
Dewasa ini, metode hisab telah menggunakan komputer dengan tingkat presisi dan akurasi yang tinggi. Berbagai perangkat lunak (software) yang praktis juga telah ada. Hisab seringkali digunakan sebelum rukyat dilakukan. Salah satu hasil hisab adalah penentuan kapan ijtimak terjadi, yaitu saat matahari, bulan, dan bumi berada dalam posisi sebidang atau disebut pula konjungsi geosentris. Konjungsi geosentris terjadi pada saat matahari dan bulan berada di posisi bujur langit yang sama jika diamati dari bumi. Ijtimak terjadi 29,531 hari sekali, atau disebut pula satu periode sinodik.

Rukyat
Rukyat adalah aktivitas mengamati visibilitas hilal, yakni penampakan bulan sabit yang pertama kali tampak setelah terjadinya ijtimak. Rukyat dapat dilakukan dengan mata telanjang, atau dengan alat bantu optik seperti teleskop.
Aktivitas rukyat dilakukan pada saat menjelang terbenamnya matahari pertama kali setelah ijtimak (pada waktu ini, posisi Bulan berada di ufuk barat, dan Bulan terbenam sesaat setelah terbenamnya Matahari). Apabila hilal terlihat, maka pada petang (Maghrib) waktu setempat telah memasuki tanggal 1.
Namun demikian, tidak selamanya hilal dapat terlihat. Jika selang waktu antara ijtimak dengan terbenamnya matahari terlalu pendek, maka secara ilmiah/teori hilal mustahil terlihat, karena iluminasi cahaya Bulan masih terlalu suram dibandingkan dengan "cahaya langit" sekitarnya. Kriteria Danjon (1932, 1936) menyebutkan bahwa hilal dapat terlihat tanpa alat bantu jika minimal jarak sudut (arc of light) antara Bulan-Matahari sebesar 7 derajat.
Dewasa ini rukyat juga dilakukan dengan menggunakan peralatan canggih seperti teleskop yang dilengkapi CCD Imaging. namun tentunya perlu dilihat lagi bagaimana penerapan kedua ikllmu tersebut.

----------------------------------------------------------- 

Judul Materi : Hisab Rukyat
Narasumber : Bapak Cecep Nurwendaya
Waktu : Sabtu, 23 Juli 2011, mulai pukul 16.30 s.d 20.00 WIB.
Tempat : Gedung Planetarium dan Observatorium Jakarta Lantai dua.
Alamat: Jln. Cikini Raya no: 73. Taman Ismail Marzuki, Menteng, Jakarta Pusat.

Catatan:
* Bagi yang berminat, silahkan langsung datang ke lokasi dengan waktu yang telah disebutkan.
* Pertemuan Rutin ini terbuka untuk Umum, Free, Hanya dibebankan untuk membayar
Handouts Presentasi.
* Jika langit memungkinkan, setelah pertemuan akan diadakan peneropongan benda langit dengan menggunakan teleskop astronomi.

Contact Person :
1. Muhammad Rayhan (Ketua) : 081317566592
2. Dessy Eprilya (PJ Pertemuan Rutin) : 08988038466
3. Indra Firdaus (Humas & PJ Star Party) : 08999345351

Zodiac edisi V - SCORPIUS SANG KALAJENGKING

Dalam mitologi, Scorpius (Kalajengking) dikirim oleh Dewi Hera untuk membunuh Sang Pemburu Orion (Orion di Indonesia disebut Lintang Waluku). Dalam versi lain, bahwa yang mengirim Scorpius adalah Dewi Artemis (Romawi: Diana). Hera adalah versi Yunani, sementara versi Romawi Hera adalah Juno. Zeus (mitologi Yunani) dalam versi Romawi adalah Jupiter.


Zodiak

Saat ini Scorpius dikenal sebagai salah satu dari 88 rasi bintang, sekaligus salah satu dari 12 simbol Zodiak, zodiac ke 8. Pada era Julius Caesar (100 – 44 SM), daerah langit ini dibagi 2 bagian yaitu Scorpius dan Libra (Timbangan). Daerah Libra sesungguhnya adalah bagian dari capit kalajengking. Jadi batas Scorpius di langit perbintangan saat ini hanya sampai bagian kepala kalajengking. Berupa 3 bintang terang dimana 2 diantaranya sebagai mata kalajengking.

Mengenai batasan tanggal yang biasa dikenal adalah antara 22 Oktober s.d 21 November. Jadi yang lahir antara tanggal tersebut dikatakan berbintang Scorpius. Patokan ini berlaku sekitar 2000 tahun lalu. Memang 2000 tahun lalu antara tanggal tersebut Matahari sedang melintasi Scorpius. Namun, saat ini (epoch 2000) daerah Scorpius dilalui Matahari hanya antara 23 s.d 29 November (6 hari). Artinya, hanya yang lahir antara tanggal tersebutlah yang disebut berbintang Scorpius. Adapun yang mencanangkan bahwa rentang tanggal yang lama berlaku untuk sepanjang masa adalah Ptolemy (Claudius Ptolemaeus, 130 – 175 M) yang melahirkan astrologi modern. Tidak lagi perduli dengan koreksi akibat adanya gerak presesi Bumi, dimana koreksi ini yang senantiasa dilakukan oleh para pendahulunya.

Kembali di langit perbintangan, bahwa saat terbaik untuk melihat Scorpius dimulai awal bulan Juni. Pada jam 19:00 WIB, Scorpius sudah terlihat di atas ufuk Timur. Midnight Culmination tanggal 3 Juni dan Solar Conjunction tanggal 4 Desember. Rasi bintang ini pada akhir bulan November jam 18:00 WIB sudah terbenam. Jadi sepanjang malam tidak dapat dilihat sampai nanti tampak lagi di awal malam pada bulan Juni.
Untuk melihat rasi bintang ini relatif mudah karena ke 15 bintang terangnya benar-benar memiliki konfigurasi mirip kalajengking. Di Indonesia lazim disebut Lintang Klopo Doyong (Pohon Kelapa yang miring), Lintang Banyak Angrem, Kala Sungsang, juga Sangkal Putung. Cara melihat yang terbaik adalah dengan mata bugil, tanpa alat bantu seperti binokuler (kekeran) ataupun teleskop. Hal ini karena Scorpius mencakup wilayah langit yang relatif luas (496,78 square degrees atau sekitar 1,204% luas bola langit, urutan ke 33. Yang paling luas Hydra – 3.158%).


Pada rasi ini ada sekitar 15 bintang yang cemerlang, diantaranya:

Jumlah bintang yang tampak dengan mata bugil (m<5,5) sekitar 60 buah (catatan: bukan dari kota Jakarta tentu saja).

  • Antares (Alpha Sco, urutan ke 15 dari urutan bintang terang di langit bia diamati dengan mata telanjang): Berwarna merah terletak di jantung Scorpius (Alpha Scorpii). Indeks alpha adalah tanda bintang paling terang di rasi bersangkutan bila dilihat oleh kita sebagai pengamat dengan mata bugil. Antares diartikan sebagai Anti Ares dimana Ares adalah nama dewa perang bangsa Yunani yang lalu diadaptasi oleh orang Romawi menjadi Mars - salah satu nama planet di Tata Surya. Keduanya sama-sama berwarna merah. Bintang Antares adalah bintang maha raksasa merah dengan jejari sekitar 320 kali jejari Matahari. Jaraknya sekitar 150 parsec (1 pc = 3,262 tahun cahaya = 3.086 x 1013 km). Dalam hal kecerlangannya di langit malam, menempati urutan ke 16. Bintang paling cemerlang di langit malam adalah Sirius. Luminositas Antares atau energi yang dipancarkan setiap detiknya sekitar 2000 kali luminositas Matahari. Warnanya merah karena temperatur permukaannya tergolong rendah sekitar 3500 K.
  • Lamda Sco (Shaula/Alascha,ke 25), theta Sco (Sargas, ke 39), epsilon Sco (Wei, ke 72), delta Sco (Dscubba, ke 76), kappa Sco (Girtab, ke 81), beta Sco (Acrab, ke 93). Pada katalog lain bahwa Acrab (Jabhat Al Akrab, bintang ganda, diberi indeks omega1,2) 
  • Graffias (Beta Scorpiibeta Sco) yang merupakan bintang ganda. Dalam katalog lain indeksnya adalah zeta – zeta Sco)

Obyek yang menarik:
  • M4 (NGC-6121, m= 5,9; gugus bola)
  • M6 (NGC-6405, m= 5,5; gugus terbuka, Butterfly Cluster)
  • M7 (NGC-6475, m= 3,3; gugus terbuka, Ptolemy’s Cluster) dekat ekor Scorpius yang merupakan kelompok bintang atau gugus terbuka (open/galactic cluster) yang cukup jelas bila dilihat dengan binokuler. Hodierna pada tahun 1654 mengamati ada sekitar 30 bintang anggotanya. Kini diketahui lebih dari 80 bintang dengan kecerlangan m<10. Usia cluster ini diperkirakan sekitar 220 juta tahun.
  • M80 (NGC-6093, m=7,2, gugus bola), di tengah-tengah antara kepala Scorpius bagian tengah dan bintang Antares, yang merupakan gugus bola (kelompok bintang bergerombol mirip bola atau globular cluster). Pernah ditemukan nova pada tahun 1860.
  • Adapun daerah dari Antares sampai ke ekor Scorpius terletak di daerah Bima Sakti (galaksi tempat kita tinggal). Daerah ini layaknya awan putih tipis membentang di langit mirip selendang yang mengelilingi kita. Pada dasarnya adalah lautan ratusan milyar bintang. Sangat jelas hanya bila langit malam cerah tiada awan, terlebih bila tidak ada Bulan dan jauh dari polusi udara dan polusi cahaya akibat terang benderangnya lampu-lampu kota.



Fakta Terkait:
  • Titik Pusat (AR,D): (16h49m; -270)
  • Pada lokasi ~50 timur laut bintang nu Sco terdapat sumber pemancar sinar-X yang sangt kuat (Sco X-1 atau 3U 1617-15) yang merupakan bintang-ganda-dekat. Ditemukan pada tahun 1962, dengan periode pendaran kurang dari 1 hari. Salah satu komponennya adalah bintang neutron.
  • 18 Sco (m=5,49, M=4,75, d=46 tc) merupakan bintang yang relative dekat dan mirip Matahari baik besar massa, luminositas, temperatur, warna, gravitasi permukaan, kecepatan rotasi, aktifitas permukaan, kelimpahan besi, dan yang menarik bahwa bintang ini sama-sama sendirian tidak berpasangan – seperti Matahari. Belum ada laporan bahwa di sana ada system ke-planet-an.
  • M4. Gugus bola ini ditemukan pertama oleh Philippe de Cheseaux (1718-1751) pada tahun 1746. Pada tahun 1987, ditemukan pulsar milidetik pertama (PSR 1821-24) dengan periode 3,0 milidetik. Pada tahun 2003 sebuah planet ditemukan dan sangat menarik karena perhitungan usia menunjukkan bahwa planet ini telah berusia lebih dari 12 milyard tahun (setara dengan usia jagad raya). Lebih mencengangkan karena ditemukan di sebuah sistem bintang ganda dan makin membuat penasaran karena salah satu komponennya adalah juga pulsar milidetik PSR B1620-26 dengan pasangannya adalah bintang katai putih. Besar massa planet ditaksir antara 1,2 hingga 6,7 massa Jupiter. Uniknya lagi, merupakan planet pertama yang ditemukan di sebuah gugus bola.



Hujan Meteor:
  • Alpha Scorpiids (3 Mei)
  • Chi Scorpiids (5 Juni)


Bintang Dekat: 
  • LFT 1358 (urutan ke 33 dari daftar bintang dekat Matahari, jarak 15,3 tc)
  • HD 156384 A-B-C (ke 88, bintang bertiga, jarak 23,3 tc) 
  • LFT 1266-1267 (ke 102, bintang ganda, jarak 24,9 tc)

Daftar Pustaka

Cornelius, G., 1997, The Starlore Handbook : An Essential Guide to the Night Sky, Chronicle Books.

Cornelius, G., 2005, The Complete Guide to the Constellations, Duncan, London.

Darling, D.J., 2004, The Universal Book of Astronomy, John Wiley & Sons, Inc., New Jersey.

Hartmann, W.K., 1985, Astronomy : The Cosmic Journey, Wadsworth Pub. Co., Belmont.

Pedersen, O. 1993, Early Physics and Astronomy : A Historical Introduction, Cambridge University Press, Cambridge.

Walker, C. (ed.), 1996, Astronomy : Before the Telescope, British Museum Press, London.

(Termasuk daftar pustaka yang ditulis di artikel zodiak sebelumnya)



Salam WS

Tulisan ini sekedar hadiah kecil tuk seorang sahabat yang baru saja mensyukuri hari lahirnya. Juga melepas kerinduan tuk kembali menulis, mengingat komitmen kepada sang sahabat yang telah sama sama belajar di gelapnya Jagad Rana Adi Ganesha dengan hanya berteman dian asa tuk belajar menyaripati ranah Jagatkamuksan sebagai karya cipta-Nya. Selamat ulang tahun tuk Ibu Premana W. Premadi.
Jakarta, 14 Juli 2011.

Report Pertemuan Rutin ke - 14 'Kosmologi'


Tepat tanggal 9 Juli 2011, HAAJ (Himpunan Astronomi Amatir Jakarta) seperti biasa  mengadakan pertemuan rutin yang ke – 14 dengan materi ‘Kosmologi’ bertempatkan di ruang kelas, Planetarium Jakarta. Pertemuan rutin ini seperti biasa dimulai pukul 16.30 WIB. Pemateri yang dihadirkan kali ini pun tidak biasa karena beliau salah satu alumni mahasiswa astronomi ITB serta pembina dari Forum Pelajar Astronomi yang juga merupakan forum binaan dari HAAJ, yaitu Mas Gabriel Iwan Prasetyo. Beliau pun berkenan menyempatkan diri untuk berbagi ilmu sesuai dengan paper yang telah dibagikan kepada para peserta dengan judul ‘Kosmologi : Alam Semesta yang Coba Dipahami Manusia’.

Berikut foto suasana disaat materi berlangsung. Bisa terlihat peserta yang hadir saat pertemuan cukup banyak dan hampir memenuhi kelas pertemuan rutin kali ini. Peserta yang hadir berkisar 29 orang dan cukup beragam dari berbagai kalangan umur dan instansi serta ada yang berkenan membawa keluarganya untuk menghadiri pertemuan kali ini. Pertemuan rutin kali ini di pandu oleh ka Azis selaku moderator.

Gambar 1. Peserta yang hadir di saat pertemuan rutin. Kredit foto: Rayhan.
Sekilas mengenai permulaan alam semesta dijelaskan dengan sangat baik karena dengan gaya presentasinya Mas Gaby para peserta dapat mengetahui dan mengerti apa yang memulainya sehingga alam semesta terbentuk, bagaimana alam semesta bisa menciptakan objek – objek di dalamnya termasuk kita sebagai manusia serta bagaimana ruang dan waktu terbentuk hingga akhirnya menjelaskan teori yang sampai saat ini menjadi perhatian para astronom di dunia bahwa alam semesta kita mengembang. Tidak hanya mengembang tetapi dipercepat. Apa pengaruhnya bagi kita dan sudah sejauh mana teori tersebut dibenarkan semua dijelaskan dalam sesi ini.
Gambar 2 dan 3. Mas Gaby (pemateri) sedang menjelaskan konsep alam semesta mengembang.
Setelah pemaparan materi mengenai ‘Kosmologi’ telah selesai, para peserta diajak untuk berdiskusi dan segera mengajukan pertanyaan – pertanyaan yang telah disimpan selama materi berlangsung. Berikut para peserta pertemuan rutin yang hadir dan bertanya seputar pengembangan alam semesta yang dipercepat serta penempatan kosmologi dalam bidang ilmu paham bukan sebagai ilmu sains.
Gambar 4, 5, 6 dan 7. Peserta yang berpartisipasi dalam sesi tanya - jawab.

Selain peserta di atas masih ada pertanyaan – pertanyaan tambahan yang datang dari peserta lainnya dalam pemahaman kosmologi dari sisi filsafat. Pertanyaan yang dilontarkan kali ini benar – benar menyita perhatian dari seluruh para peserta yang hadir dan tak luput juga pemateri pun terbawa dalam pengumpamaan alam semesta dari kacamata filsafat.

Lontaran pertanyaan dari para peserta tak luput dari peran Ka Azis (moderator) untuk memanasi pertemuan kali ini dengan pertanyaan terakhir, yaitu ‘Kenapa alam semesta bisa berasal dari sebuah titik dan apakah keistimewaan titik ini?’. Diskusi lanjut terjadi sampai ada salah satu peserta yang mencoba untuk menjawab dan akhirnya kembali lagi terhadap siapa yang mencipta.
Gambar 3. Ka Azis (moderator)
Setelah sesi tanya – jawab selesai, peserta di ajak tenang kembali setelah sesi tanya – jawab cukup membuat suasana semakin panas. Salah satu peserta yang hadir secara acak dipilih untuk menceritakan kegiatan dan kejadian astronomi yang telah terjadi selama dua minggu ini. Terpilihlah Bagus sebagai salah satu peserta yang akan menceritakan kejadian astronomi apa yang ia lihat atau dikerjakan selama dua minggu ini. Cerita star party IPB 1 yang diselenggarakan HAAJ pada awal tahun dan peristiwa Gerhana Bulan Total (GBT) kemarin menjadi pilihan cerita astronomi yang ia alami tidak dalam dua minggu ini, tapi yang berkesan untuknya sebagai newbie dalam astronomi. 

Gambar 9. Bagus (peserta pertemuan rutin HAAJ) bercerita pengalamannya seputar astronomi.
Setelah sesi pertemuan rutin selesai masih ada lagi kelanjutan diskusi yang lebih dalam lagi mengenai kosmologi. Disini peserta yang hadir diberi sebuah kasus ‘Jika diberi kesempatan memilih akan memilih kondisi alam semesta yang seperti apa? Apakah Big Crunch? Steady State? Atau Mengembang?’

Seperti biasa terbentuk dua kelompok yang saling berbeda pendapat. Dimana kelompok pertama dengan jubir (juru bicara) Arreza mengatakan lebih memilih big crunch berdasarkan fakta yang ada. Berbeda halnya dengan kelompok lain yaitu Ka Ilham dan temannya yang lebih menyukai alam semesta kita untuk mengembang tanpa ditambah kasus adanya dipercepat. Berikut paparan suasana ketika diskusi terjadi:
Gambar 10. Kelompok dengan pilihan Big Crunch
Gambar 11. Kelompok dengan pilihan alam semesta mengembang
Berdasarkan diskusi tersebut Mas Gaby mencoba memberikan fakta yang sebenarnya bahwa bagi astronom sekarang mereka lebih menyukai alam semesta dalam kondisi Big Crunch. Dengan alasan mereka dapat mempelajari lebih dalam lagi mengenai proses pembentukkan alam semesta yang berasal dari peristiwa yang kita kenal, yaitu BIG BANG. Tetapi tidak disalahkan juga karena pada kenyataannya alam semesta kita mengembang meskipun dengan mengembangnya alam semesta justru membuat lambat laun semua ikatan yang terjadi termasuk pada atom pun bisa hilang dan menyebabkan ketidakseimbangan pada alam semesta kita.

Ternyata, kemampuan manusia untuk memahami alam semesta kita ternyata masih jauh dari perkiraan terdahulu. Saatnya bagi kita merenungkan kembali sebesar apa alam semesta kita ini dan seberapa jauh kita memahami alam jagat raya ini dan siapakah kita bagi alam semesta ini… :)

-Salam HAAJ-

Tawaran Kerjasama Acara SPACE CAMP - HAAJ

Salam Astro !!

Simak dulu ya....
Himpunan Astronomi Amatir Jakarta adalah suatu bentuk organisasi yang dibentuk dari kegemaran dari para pecinta astronomi amatir. Pengelolanya dilakukan sepenuhnya oleh pengurus yang tergabung dari berbagai kalangan umur, dan periode kepengurusannya berlangsung selama satu tahun. Selama masa itu Himpunan Astronomi Amatir Jakarta dituntut untuk bisa mensosialisasikan dunia Astronomi dan lebih mempopulerkan nama Astronomi kepada masyarakat luas. Selain itu Himpunan Astronomi Amatir Jakarta juga dibebani tugas untuk bisa menampung, mengkaji, menyalurkan, dan merealisasikan semua aspirasi yang disuarakan oleh seluruh Masyarakat pecinta astronomi, sehingga pada akhirnya Himpunan Astronomi Amatir Jakarta mampu mengembangkan sumber daya manusia di bidang Astronomi.

Maka dari itu kami selaku pengurus Himpunan Astronomi Amatir Jakarta bermaksud mengadakan sebuah kegiatan bernama 'SPACE CAMP'. Acara space camp merupakan salah satu pengembangan kegiatan astronomi yang bersifat meningkatkan skill atau kemampuan dari para pesertanya karena diselingi pengenalan dan pengamatan langsung dilapangan.


Lihat profil kami (HAAJ) di: http://penjelajahangkasa.blogspot.com/
  
Sebuah kesempatan besar buat kalian untuk meningkatkan skill keilmuan astronomi anda. Maka kami hadirkan solusi berupa acara yang bisa kalian nikmati. Space Camp yang kami tawarkan hampir sama dengan program star party yang biasa kami lakukan.


- Cerita ttg star party dapat dilihat di link ini:

- Berikut rangkaian acara yang bisa kalian nikmati :

Hari Pertama :
No.
Waktu
Nama Kegiatan
1.
08.00 – 09.00
Persiapan
2.
09.00 – 09.30
Pembukaan
3.
09.45 – 12.00
Materi 1 :
Pengenalan Astronomi Amatir
4.
12.00 – 13.00
ISHOMA
5.
13.15 – 15.00
Materi 2 :
Wahana Antariksa
6.
15.00 – 15.30
Istirahat & Sholat
7.
15.45 – 18.00
Materi 3 :
Workshop Peraga Astronomi
” Membuat Sundial ”
8.
18.00 – 20.00
ISHOMA
9.
20.15 – 22.00
Materi 4 :
Workshop Peraga Astronomi
” Merakit Teleskop ”
10.
22.00 – 23.00
Istirahat
11.
23.15 – 00.00
Materi 5 :
Pengenalan Logbook & Peta Langit
  
Hari Kedua :

No.
Waktu
Nama Kegiatan
1.
00.15 – 05.00
Pengamatan Benda Langit
Pengisian Logbook
2.
05.15 – 06.00
Istirahat & Sholat
3.
06.15 – 08.00
Pengamatan Matahari
4.
08.15 – 09.00
Persiapan Pulang
5.
09.15 – 09.30
Penutupan

Jika kalian berminat mengadakan acara SPACE CAMP untuk sekolah, organisasi, yayasan atau perusahaan anda silahkan menghubungi pihak kami :
Lita Lestari Utami (Sie. Danus HAAJ) : 087824886026
Indra Firdaus (Pj. Star Party & Humas HAAJ) : 08999345351
email                          : humas_haaj84@yahoo.com
Terimakasih atas kerjasamanya...

Nb:
Estimasi anggaran dapat disesuaikan dengan tempat, materi, ketetapan hari yang akan dilaksanakan dan jumlah peserta yang mengikuti acara ini. Format acara diatas hanya format acara standar yang biasa kami lakukan. Jika ada penambahan kegiatan dapat menghubungi pihak kami.

Berikut salah satu dokumentasi kegiatan SPACE CAMP SD Ar - Rahman:

Gambar 1. Pengenalan Dasar - Dasar Astronomi.

Gambar 2. Pengenalan Instrumentasi di Bosscha - Lembang.

Gambar 3. Pengenalan dan Perakitan Teleskop.

Gambar 4. Pengamatan Malam

Gambar 5. Peserta Space Camp, SD Ar-Rahman.

- Salam HAAJ -

Pertemuan Rutin Dwimingguan ke 14 - Sabtu, 9 Juli 2011


Pertemuan Rutin Dwimingguan

Himpunan Astronomi Amatir Jakarta (HAAJ)
edisi ke-14 Tahun 2011


Abstrak


Kosmologi adalah ilmu yang mempelajari struktur dan sejarah alam semesta berskala besar. Secara khusus, ilmu ini berhubungan dengan asal mula dan evolusi dari suatu subjek. Kosmologi dipelajari dalam astronomi, filosofi, dan agama.
Usaha manusia dalam mengungkap fakta alam semesta terus berkembang, begitu pula persepsi dan konsepsi kita akan jagad raya ini. Hubble Space Telescope salah satu teknologi mutakhir yang telah diluncurkan 11 tahun yang lalu dan juga memberikan kontribusi besar bagi dunia Astronomi khususnya kosmologi. Hal tersebut telah membuka mata kita untuk melihat alam semesta lebih dekat, juga memberikan beragam fakta menarik yang akhirnya dapat ditarik kesimpulan bahwa saat ini alam semesta mengembang.
Keingintahuan manusia ternyata tidak hanya sebatas itu. Mereka kembali mencoba untuk mengenal alam semesta lebih jauh, merunut kronologi penciptaan alam semesta, mengenali proses yang terjadi saat alam semesta lahir, juga menghitung mundur hingga dimulainya waktu itu sendiri. 




Materi kosmologi yang akan dibahas pada pertemuan rutin adalah sebagai berikut :
1. Sejarah konsepsi manusia tentang alam semesta
2. Fakta-fakta pengamatan terakhir yang mempengaruhi konsepsi manusia tentang alam semesta
3. Bagaimana sejarah alam semesta itu berdasarkan konsepsi yang manusia pahami saat ini



Diharapkan dengan adanya materi ini pemahaman kita lebih terbuka untuk alam semesta.

Judul Materi : Kosmologi
Narasumber : Bpk Gabriel Iwan Prasetyono
Waktu : Sabtu, 09 Juli 2011, mulai pukul 16.30 s.d 20.00 WIB.
Tempat : Gedung Planetarium dan Observatorium Jakarta Lantai dua.
Alamat: Jln. Cikini Raya no: 73. Taman Ismail Marzuki, Menteng, Jakarta Pusat. 

Catatan:
* Bagi yang berminat, silahkan langsung datang ke lokasi dengan waktu yang telah disebutkan.
* Pertemuan Rutin ini terbuka untuk Umum, Free, Hanya dibebankan untuk membayar
Handouts Presentasi.
* Jika langit memungkinkan, setelah pertemuan akan diadakan peneropongan benda langit dengan menggunakan teleskop astronomi.

Contact Person :
1. Muhammad Rayhan (Ketua) : 081317566592
2. Dessy Eprilya (PJ Pertemuan Rutin) : 08988038466
3. Indra Firdaus (Humas & PJ Star Party) : 08999345351

Popular Posts