Report Starparty 4: Cisarua Bogor

Posted on Sunday, December 05, 2010 by Sang Petualang

Star Party 4

Akhirnya Star Party HAAJ yang ke 4 terlaksana juga di villa relanda cisarua. Untuk sampai ke lokasi penuh dengan perjuangan yang sangat besar, terutama bagi pasukan yang berangkat dari planetarium jakarta. Pasukan yang berangkat dari planetarium harus berjalan jauh menuju stasiun gondangdia dengan menggunakan alat tarnsportasi yang sangat alami “kaki”. Tidak hanya membawa diri mereka juga membawa tas pribadi, “bazoka” teropong, true heavy “black box”, double “tripod”, double container kebutuhan hidup,dan kardus sumbangan mie instan.

Setelah menunggu kereta ac ekonomi yang cukup lama delay, akhirnya pasukan yang berjumlah 9 orang tiba di stasiun bogor pukul 11.40. di stasiun sudah menunggu 2 anggota yang lain. Setelah mengisi bahan bakar alami di warung stasiun, dan menunggu mahluk rapih berkemeja kotak siaplah pasukan berangkat menuju relanda. Nego2 dengan supir angkot , akhirnya menyerah dan... berangkat...

Pasukan diantar dengan angkot 02. angkot ini ga hanya berisi pasukan berjumlah 11 orang, peralatan yang banyak membuat alat gerak beberapa orang seperti mirza dan semuanya tidak dapat berfungsi dengan baik. Di tengah jalan didekat makam pahlawan dreden bogor, tidak lupa mencari papan kayu yang.... “sangat diperlukan”. Ya berhentilah di depan indomaret. Belanja beberapa keperluan biologis dan peralatan pertukangan.

Kaki semakin banyak semut dan ga bisa bergerak , keringat ga jelas makin nempel di muka. Coba lihat wajah ronif yang sudah sangat BT, atau supir angkot yang BT dan isi kegiatan dengan mainin hp nya. Pak supir pun sudah habiskan lebih dari 5 batang rokok menunggu papan yang belum selesai di eksekusi. Lebih dari 1 jam menunggu papan yang di gergaji lebih dari 2 orang secara manual. Di parkiran toko material , ga lupa mengepack ulang peralatan yang disusun di angkot. Paling tidak kaki sudah tidak ketekuk- tekuk. Walaupun dudukan tetep sempit :(. Sekitar pukul 2 lewat akhirnya semua selesai dan perjalan di atas trotoar dimulai. Untunglah jalan menuju cisarua cukup bersahabat, tidak banyak kemacetan yang ditemui. Sekitar jam 3.30 sampai di relanda. Di relanda , di rumah anggrek sudah menunggu hilmi dan ayahnya, plus para kameramen dan kru yang siap meliput kegiatan haaj. Sebelumnya selama perjalanan rayhan selalu berkomunikasi dengan para kru tv ini. Rencananya liputan ini akan nongol di metro tv di salah satu acara komunitas(seputar aksi dan prastasi). Beberapa meter sebelum sampai villa, angkot kita diberi hormat sama anak KIR yang sedang pelantikan. Hehehe... ternyata tahu aja anak KIR itu kalau kita mau datang buktinya di hormatin.

Sampai villa secara otomatis pasukan terbagi dua, tim teropong dan tim dapur. Yang menyiapkan teropong para pria yang aktivitas memasang teleskopnya di liput oleh 2 kamera sekaligus. Di dapur mini, masak memaksa dimulai. Perkedel kentang, yang sudah disiapkan vina mulai di olah. Dilanjutkan naili yang memasak nasi aron yang cukup sampai besok siang hehehe.

Diluar sana teleskop sudah terpasang, walau langit masih putih berawan dan tak mudah bertemu matahari. Sang awan senang menyembunyikan si bola gas, hanya cahayanya yang masih mau menemani sabtu sore ini. Hilmi sebagai anggota termuda sedang asyik diwawancarai, tapi ada juga yang sedang “bersenang-senang” di dapur. Nasi sudah matang, perkedel vina yang enak sudah tergoreng. Rencananya akan ada menu ikan sarden, tapi menu itu ter delay sementara. Chef ami masuk dapur mini. Setelah meminjam cobek dari pak yansen, ami mengulek bumbu soto. Apa yang akan dimasak? Rencananya akan masak daging, tapi ternyata yang terbawa adalah hati dan 4 buah “baso ikan”a.k.a torpedo. Wal hasil chef ami memasak soto hati. Mengulek bumbu, memotong hati dan baso (sambil ditemani areza yang meringis melihat baso), menumis bumbu dan kemudian memasaknya. Menu soto ami terdiri dari bumbu halus: bawang puti, bawang merah dan kemiri. Bumbu halus di tumis lalu dimasukan air dan hati serta “baso ikan”. Chef juga memasukan ketumbar halus, lada putih, lada hitam, kemiri, serbuk cabe dan daun basil. Tidak lupa garam ya.. setelah masuk semuanya diberi santan. Setelah mendidih jadilah soto ami. Sementara ami sibuk menjadi chef, yuda sibuk jadi tukang bnagunan hehehe... mencoba memotong lembaran kayu lapis untuk dijadikan sun dial. Namun kayu tersebut kurang berhasil :(.

Sebelum ami memasak, sang kameramen meliput kegiatan yang ada di dapur. Mereka juga mewawancarai rayhan dan vina. Langit gerimis saat mereka mewawancarai vina. Selesai itu para kru pulang ke alamnya, hehehe.. mereka pasti kena macet, maklum saja, waktu naik menuju cisarua sudah mulai buka tutup jalan. Menunggu makan malam, roti bakar jadi cemilan sementara, untuk mengganjal perut.

Langit mulai gelap, hujan gerimis mulai mereda, chef ami melanjutkan masakan keduanya. Hati barbekiu. Hati dan baso sengaja disisihkan. Kemudian menumis bawang, memasukan hati dan baso, masukan bumbu barbekiu,, saos sambal, kecap dan tumis sampai matang. Chef rayhan pun membuat masakan lainnya, sate nuklir, hati dan baso yang sudah disisihkan diberi bumbu kecap yang dicampur dengan berbagai bumbu sebagai bahan perasa. Kemudian di susun di tusukan sate dan dibakar diatas parafin. Tak berapa lama kemudian sate nuklir siap disajikan.

Langit masih tetep tertutup awan, tapi bulan mulai menampakan wajah diantara arogansi sang awan. Teleskop mulai dikeluarkan setelah makan malam yang lezat. Selesai makan rayhan mencoba peuntungan untuk membuat sundial dari kayu lapis, tapi sayang masih kurang berhasil. Sambil ditemani hilmi yang bermain dengan kayu lapis hehehe... Sekitar pukul 8 terlihatlah bulan dan si jupiter dengan wajah burger yang ditemani 4 satelit alaminya. 2 teleskop diarahkan ke wajah langit yang berawan dan terterangi cahaya bulan.

Beberapa orang bermain-main dengan teleskop, ada pula yang sudah meringkuk karena dingin, dan ada pula yang mendapat tugas mulia untuk membeli bahan makanan dan air. Yuda kebagian tugas untuk membeli bahan makanan tambahan seperti jagung, ubi, arang n lainnya.

Langit mulai membuka diri, jupiter dan bulan masih terlihat, samar- samar terlihat pula orion disisi timur, sirius terlihat sendirian tanpa ditemani bintang2 lainnya yang berada di rasi canis mayor. Teleskop sudah dipasang motor. Siap mencari obyek yang akan dibidik. Teleskop ini di arahkan ke bulan, lalu orion, lalu ke jupiter dan kembali lagi ke bulan. Karena satu dan banyak hal si teleksop tidak dapat bekerja otomatis membidik objek2 yang ada. Awan pun masih menghantui. Wal hasil bulan jadi obyek utama teleskop ini. Teleskop kemudian dipasangi kamera DSLR. Bulanlah yang jadi model utamanya.

Vixen banyak diarahkan ke bulan dan jupiter. Dari vixen dapat dilihat burgernya jupiter beserta pasukan alaminya si satelit2. Vixen juga membantu melihat bulan dengan lebih jelas. Langit kembali di tutupi awan, bintang2 yang terlihat sendiri makin menghilang. Awan juga mulai menutupi luna. Mulai dingin... jagung dan ubi yang dibawa oleh yuda sudah menggoda untuk dijajah. Sekitar pukul 9 lewat, tempat pembakaran arang mulai disiapkan. Parafin dan obor kertas dari dapur mulai dihadirkan untuk memulai upacara bakar jagung. Jagung yanng sudah dikuliti mulai diberri lapisan mentega.... tapi bara api dari arang selalu mati hidup. Hehehe... kebanyakan matinya, padahal obor kertas sudah bolak balik, parafin pun banyak yang berkorban, kipasan dengan sekuat tenaga juga sudah dikerahkan tapi... 4 buah jagung masih belum matang. Sekitar 11.30 malam nurdin datang hehehe... ceritanya naik kereta terakhir tadi. Dari cisarua dengan berjalan 15 menit sampailah ke vila.. hebat euy cepet banget. Mulai iseng dan lapar sepertinya, naili pun membuat mie goreng, yang kemudian diikuti yang lainnya.

Lepas tengah malam, langit belum berubah, bahkan awan menutupi semuanya. Rayhan yang dari awal mengawal jagung bakar sudah mulai menyerah. Akhirnya dia mulai mengolah jagung yang ada. Dikuliti dan diserut lalu di ulek. Adonan perkedel jaggung ini ditambahakan ubi goreng yang di ulek, ditambah gula dan garam. Adonan dicampur dan digoreg selayakanya perkedel. Dan hasilnya adalah perkedel jagung yang diberi nama perjaka agung hehehe.... sementara rayhan memasak masakan putus asa , pak yansen membantu nurdin yang mencoba membuat bara dan membakar jagung. Dan ternyata berhasil, api tetap ada, bara menyala dan jagung dan ubi bakar matang. Aktivtas kuliner masih berlanjut sampai seekitar 2.30 dini hari. Ada yang makan ubi bakar, mie instan dan sebangsanya.

Suara burung hantu sesekali terdengar, suara air yang menuju kolam yang mengganti lagu sheila on seven sudah terdengar kembali, dan awan masih menutupi langit dengan setia. Sepertinya semua orang sudah cukup lelah dan kenyang, mulai lah satu persatu mencari tempat untuk berbaring. Udara dingin semakin terasa. Tapi udara dingin ini sepertinya tidak mengganggu kekhusyuan tidur mirza, roni, dan rayhan yang tidur diluar. Areza dan fahmi bermain dengan cahaya dan kamera untuk mendapat gambar yang ga biasa. Desy yang sempat merasakan masakan perjaka agung tertidur lagi, begitu pula indra. Hilmi dan ayahnya sudah terrtidur sebelumnya, begitu pula naili. Yuda yang dari tadi hape nempel telinganya juga sudah terbaring hehehe... sisa2 hasil perjuangan manusia untuk mempertahankan hidup bergelimpangan.

Waktu sudah menunjukan sekitar pukul 3.30 pagi. Semakin dingin. Namun awan membuka diri juga. Orion , canis mayor dan beberapa bintang terlihat, walau pengaruh sang bulan dan awan masih lumayan berpengaruh. Dengan kamera milik rayhan , mulai membidik orion, cukup bagus hasinya. Hehehe... berharap kali aja ada meteor lewat, sambil mendengar sepintas suara lantunan al quran. Hmmm malam minggu yang singkat yah....

Matahari menyingsing, ada yang masih tidur dan ada yang nonton tv. Tak lama kemudian ada yang berenang-renang, nonton berenang dan di dapur ada yang sibuk mempersiapkan sarapan sarden, omlet, mie goreng, dan perjaka agung. Ada pula yang terapi mata dengan kitolod. Sisa ubi di goreng sebagai cemilan.

Teleskop di hangatkan di depan rumah. Bahan diskusi mulai dibaca2 oleh beberapa orang, mie goreng sudah habis sedang sarden dan yang lainnya belum tersentuh. Satu persatu masuk kamar mandi untuk bersih-bersih.

Sarapan pun selesai, setiap orang memegang kertas latihan soal astronomi dan membahas setiap soal yang sulit abis, he... 5 soal pertama dapat diselesaikan dengan cukup baik... selanjutnya.... :(

latihan 2 juga dicoba, namun nasibnya ga jauh beda dengan latihan soal 1 hehehe... cukup pusing dengan soal acara selanjutnya adalah berenang sesi 2. sesi pemotretannya lebih banyak di sesi ini. Coba cek deh apa gayanya... gaya loncat di kolam jadi gaya favorit, berbagai bentuk gaya loncat di dokumentasikan. langit yang sejak pagi berawan semakin putih dan tebal. Rintik hujan siap menyapa... panas tapi berawan...... ga enak dah rasaya...

selesai berberes badan n rumah, angkot pun datang …. dan “selamat datang kembali ke jakarta”

writer: Febri

Tag: StarParty, AstroKulliner, AstroFun


No Response to "Report Starparty 4: Cisarua Bogor"

Popular Posts