SEKILAS LUBANG HITAM - Edisi 1

Posted on Wednesday, April 01, 2009 by Sang Petualang

Gambar artistik dari Black Hole. Credit: Himastron ITB

Lagi semangat bongkar lemari, kebetulan ada corat coret tulisan tentang Lubang Hitam. Sayang kalau tidak dijadiin dan didongengin, walau sudah lamaaa banget. Anggap oleh-oleh waktu Talk Show di Aula Barat ITB dalam rangka World Space Week 2001 dan “50 Tahun Pendidikan Astronomi di Indonesia”.


Jagad raya menyimpan banyak misteri mencengangkan. Salah satunya adalah Lubang Hitam (Black Hole) yang seolah tidak ada habisnya diteliti bahkan sejak ratusan tahun lalu. Benda ini telah disinggung sejak Michell (1783) yang menyatakan bahwa bila bintang sedemikian kompak (kerapatannya sangat besar) dan gravitasinya besar, maka cahaya pun tidak akan bisa lepas darinya. Juga Laplace (1795) secara terpisah mengemukakan hal yang sama walau di buku cetakan berikutnya – ide ini dihilangkan karena dianggap satu kegilaan. Keduanya sebenarnya hanya meneliti dampak atau konsekuensi logis dari hadirnya teori gravitasi Newton (1686).


Pada tahun 1905 muncul Einstein dengan Teori Relativitas Khusus yang mempermasalahkan kerangka acuan dalam kontek ruang-waktu. Sifat dualitas cahaya lebih dimengerti setelah Einstein merumuskan Teori Relativitas Umum yang membahas masalah gravitasi (1915; lintasan cahaya dipengaruhi medan gravitasi dan terbukti ketika terjadi Gerhana Matahari Total – 29 Mei 1919).


Banyak tokoh setelah itu yang berusaha meneliti Lubang Hitam secara matematis. Sebut saja seperti Schwarzschild (1916, radius Schwarzschild) disusul Eddington (1926, struktur bintang), Fowler (teori degenerasi), Chandrasekhar (1930, limit massa katai putih) yang memperoleh hadiah Nobel tahun 1983. Sementara itu tanggal 27 Oktober 1927 diadakan konferensi di Brussel yang membahas teori kuantum (lahirnya mekanika kuantum). Di antara mereka yang ikut konferensi adalah Planck, Einstein, Bohr, Schrodinger, Pauli, Heisenberg, Dirac, de Broglie, Born (semua nantinya menerima hadiah Nobel). Teori-teori mereka ternyata sangat berguna bahkan menjadi dasar dalam menelaah benda yang kita bahas di sini. Bagi yang mempelajari ilmu fisika (juga yang lagi pusing belajar fisika) tentu sudah akrab dengan nama-nama tersebut.


Tahun 1932 Chadwick menemukan partikel neutron. Penemuan ini menggiring pada lahirnya konsep bintang neutron sebagai hasil supernova oleh BaadeZwickyLandau (1934); juga Hubble (1936) yang terkenal pula dengan teori Big Bang”–nya, bahkan namanya diabadikan untuk nama teleskop. Teori lubang hitam pertama yang memasukkan secara rinci Teori Relativitas Umum tahun 1936 adalah OppenheimerSnyder. Dengan perhitungan CarterKerr dan ReissnerNordstrom tahun 1963, akhirnya muncullah istilah Black Hole untuk pertama kalinya oleh Wheeler tahun 1967 dalam salah satu makalahnya. Setelah itu, penelitian terhadap Lubang Hitam semakin gencar.


Sementara cerita sejarahnya dulu ya. Berikutnya tentang Riwayat Hidup Bintang. Kira-kira bagaimana tuh proses terbentuknya Lubang Hitam dan seperti biasa – daftar pustaka menyusul ya. Siip.




salam wr.

Oya, moga-moga ada berita gembira tanggal 4 April dari kelas XII – sekaligus selamat berjuang di seleksi UGM tanggal 5 April. Buat HAAJ, Sirius, FOSCA, Polaris, Langit Selatan, Cakrawala UPI, CASA, selamat ber-“100 Jam Astronomi” dan ber-“You Are Galileo” pada tanggal 2 s.d 5 April. Sekaligus tuk siswa SMA peserta seleksi pra OSN bidang Astronomi di Jakarta, met berjuang pada tanggal 4 April dan seleksi OSN tanggal 15 April. Yang lainnya … ya met belajar, lebih-lebih yang mau UN … ya … ya … ya … siiip.

No Response to "SEKILAS LUBANG HITAM - Edisi 1"

Popular Posts