Report Pertemuan Rutin ke-24
Posted on Thursday, December 01, 2011 by Sang Petualang
Pertemuan rutin ke-24 ini menghadirkan narasumber yang istimewa. Dr. Hakim L. Malasan, kepala Observatorium Bosscha, yang akrab disapa dengan Pak Hakim ini memberikan materi mengenai Remote and Mobile Observatory. Sedikit berbeda memang dengan judul materi yang telah tercantum di jadwal pertemuan rutin. Namun materi ini tidak kalah menarik dengan materi Remote and Mobile Telescope. Bagaimana tidak, Pak Hakim menyampaikan tentang Mobile Observatory yang merupakan hasil rancangan dari putra beliau, Prananda L. Malasan.
Di awal pertemuan, pemateri menyampaikan bahwa rancangan Mobile Observatory yang miniaturnya sudah ada di Observatorium Bosscha ini adalah hasil karya mahasiswa Desain Produk Institut Teknologi Bandung. Sebelum membahas mengenai mobile observatory itu sendiri, Pak Hakim juga menjelaskan apa itu Telescope, Remote Telescope, dan Robotic Telescope. Perbedaannya memang cukup jauh. Namun beliau menyampaikan bahwa untuk astronom amatir memang banyak menggunakan teleskop yang digerakkan secara manual. “Cara ini juga merupakan cara yang paling bagus jika digunakan untuk sarana pendidikan, agar feel-nya lebih dapat,” tutur Pak Hakim. Remote Telescope itu sendiri adalah teleskop yang digerakkan dengan remote, sehingga dapat dikendalikan dari jarak jauh. Namun remote itu sendiri masih diatur secara manual. Berbeda dengan remote telescope, Robotic Telescope menggunakan teknologi yang lebih canggih. Teleskop digerakkan oleh suatu sistem yang sudah diatur lama pengamatannya untuk jangka waktu yang cukup panjang. Bahkan bisa selama 1 tahun. Jika diatur untuk melakukan pengamatan selama 1 tahun, maka telekop itu akan beroperasi sendiri dan dapat dipantau dari kejauhan. “Hal ini bukan mimpi lagi, tapi memang sudah menjadi kenyataan,” ucap Pak Hakim.
Selanjutnya pemateri menyampaikan tentang Mobile Observatory. Mobile Observatory itu sendiri adalah observatorium kecil yang didalamnya ada peralatan astronomi, diletakkan dalam 1 tempat agar dapat dibawa kemanapun dengan harapan dapat melakukan pengamatan astronomi di daerah-daerah pedalaman. Alat ini juga berguna untuk memasyarakatkan astronomi ke masyarakat yang memang tidak memiliki fasilitas pengamatan astronomi di daerahnya. Desain yang dirancang oleh putra Pak Hakim dan teman-temannya sangat menakjubkan. Perancangan tersebut memperhitungkan segala aspek untuk kebutuhan pengamatan astronomi termasuk kebutuhan astronom yang akan mengamatinya.
Beberapa pertanyaan juga banyak diajukan oleh beberapa pengurus. Masukan juga diberikan oleh Bapak Widya Sawitar mengenai tentang permodelan dari mobile telescope itu sendiri. Tidak hanya itu, Indra Firdaus juga menanyakan mengenai perkembangan dari Remote Telescope System yang pernah berlangsung di tahun 2008. Berbagai pertanyaan juga diungkapkan oleh beberapa peserta yang datang ke pertemuan pada hari itu.
Semoga materi ini dapat terus mengembangkan pemikiran kami semua yang hadir untuk terus mencari informasi mengenai perkembangan dari Remote and Mobile Telescope/Observatory.
Sampai jumpa di pertemuan selanjutnya, pertemuan terakhir di tahun 2011.
- Salam HAAJ
Di awal pertemuan, pemateri menyampaikan bahwa rancangan Mobile Observatory yang miniaturnya sudah ada di Observatorium Bosscha ini adalah hasil karya mahasiswa Desain Produk Institut Teknologi Bandung. Sebelum membahas mengenai mobile observatory itu sendiri, Pak Hakim juga menjelaskan apa itu Telescope, Remote Telescope, dan Robotic Telescope. Perbedaannya memang cukup jauh. Namun beliau menyampaikan bahwa untuk astronom amatir memang banyak menggunakan teleskop yang digerakkan secara manual. “Cara ini juga merupakan cara yang paling bagus jika digunakan untuk sarana pendidikan, agar feel-nya lebih dapat,” tutur Pak Hakim. Remote Telescope itu sendiri adalah teleskop yang digerakkan dengan remote, sehingga dapat dikendalikan dari jarak jauh. Namun remote itu sendiri masih diatur secara manual. Berbeda dengan remote telescope, Robotic Telescope menggunakan teknologi yang lebih canggih. Teleskop digerakkan oleh suatu sistem yang sudah diatur lama pengamatannya untuk jangka waktu yang cukup panjang. Bahkan bisa selama 1 tahun. Jika diatur untuk melakukan pengamatan selama 1 tahun, maka telekop itu akan beroperasi sendiri dan dapat dipantau dari kejauhan. “Hal ini bukan mimpi lagi, tapi memang sudah menjadi kenyataan,” ucap Pak Hakim.
Selanjutnya pemateri menyampaikan tentang Mobile Observatory. Mobile Observatory itu sendiri adalah observatorium kecil yang didalamnya ada peralatan astronomi, diletakkan dalam 1 tempat agar dapat dibawa kemanapun dengan harapan dapat melakukan pengamatan astronomi di daerah-daerah pedalaman. Alat ini juga berguna untuk memasyarakatkan astronomi ke masyarakat yang memang tidak memiliki fasilitas pengamatan astronomi di daerahnya. Desain yang dirancang oleh putra Pak Hakim dan teman-temannya sangat menakjubkan. Perancangan tersebut memperhitungkan segala aspek untuk kebutuhan pengamatan astronomi termasuk kebutuhan astronom yang akan mengamatinya.
Beberapa pertanyaan juga banyak diajukan oleh beberapa pengurus. Masukan juga diberikan oleh Bapak Widya Sawitar mengenai tentang permodelan dari mobile telescope itu sendiri. Tidak hanya itu, Indra Firdaus juga menanyakan mengenai perkembangan dari Remote Telescope System yang pernah berlangsung di tahun 2008. Berbagai pertanyaan juga diungkapkan oleh beberapa peserta yang datang ke pertemuan pada hari itu.
Semoga materi ini dapat terus mengembangkan pemikiran kami semua yang hadir untuk terus mencari informasi mengenai perkembangan dari Remote and Mobile Telescope/Observatory.
Sampai jumpa di pertemuan selanjutnya, pertemuan terakhir di tahun 2011.
- Salam HAAJ
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Popular Posts
-
Acara : Star Party Waktu : Malam hari - menjelang pagi, 24 - 25 Maret 2007 Tempat: Darmaga, IPB Bogor Star Party, pesta bintang, of course b...
-
Materi : Planet-Planet dalam Tata Surya Pemateri : Vinsensius Tanggal : 31 Januari 2009 Ramai juga, padahal sampai jam 05.15 pm baru beberap...
-
1. Kaos Astronomi Kaos-kaos Bertemakan Astronomi ada di sini.. untuk pemesenan bisa melalui 085714655720 . Bahan Kaos Combed 20s ...
-
Pertemuan Rutin Dwimingguan Himpunan Astronomi Amatir Jakarta (HAAJ) edisi ke-2, tahun 2011 Abstrak* Matahari atau juga disebut Surya (dari ...
-
Abstrak Pada era yang kita katakan modern saat ini, perkembangan astronomi di dunia sudah semakin maju. Sementara itu, perkembangan...
-
LAPORAN HASIL PENGAMATAN HILAL RAMADHAN 1434 H HIMPUNAN ASTRONOMI AMATIR JAKARTA PANTAI ANYER, BANTEN – 08 JULI 2013 Hasil foto m...
-
Pertemuan Rutin Dwimingguan Himpunan Astronomi Amatir Jakarta (HAAJ) edisi pertama di tahun 2012 Sebagai salah satu Ilmu tertua y...
-
Sesi Foto terakhir sebelum kembali kerumah masing-masing. Kredit : Reza Cerita Perjalanan dari Atala - 8 Tahun Ingatan Atala di Pu...
-
Ilmu Astronomi sudah sejak lama dikenal di Indonesia dan masih berkembang hingga sekarang. Namun di tengah perkembangannya, ilmu ini ...
-
TAURUS SANG BANTENG Gambar 1 Credit: WS. *Latar belakang: Gugus galaksi Abell 1689 – NASA, ESA, E. Jullo (...
No Response to "Report Pertemuan Rutin ke-24"
Post a Comment