Abstract Astrobiology

Posted on Sunday, November 22, 2009 by Sang Petualang

WILANG WENDRA WIDIYUTA WIGRAHA WIKU WASISTHA WITYA WAWARGITA
Sebuah Pertimbangan Akan Hadirnya Sahabat Nun Jauh di Luar Sana
(Bahan diskusi di pertemuan HAAJ – Astrobiology – 14 11 2009)

Bumi adalah unik di mana dijumpai beragam bentuk kehidupan termasuk manusia dengan semua aspek kesehariannya. Manusia dengan segala kelebihannya, sampai saat ini tetap hanya dapat tinggal di hanya sebagian kecil lapisan tipis permukaan Bumi. Bagaimana manusia mengelola lingkungan tempat tinggalnya adalah masalah yang harus dihadapi. Perbekalan yang dimiliki adalah semua bentuk lingkungan yang dijumpai. Kalau bekal ini tidak dikelola baik, tentu akan habis. Sementara kenyataannya bahwa manusia makin bertambah jumlahnya. Jadi, ke mana manusia ‘kan melangkah saat jumlah populasi makin tidak terkendali, sementara daya dukung alam makin susut?


Bila Bumi diibaratkan sebagai wahana antariksa, berbentuk bola berwarna biru pucat, maka “sang awak” wahana tidaklah tinggal di dalamnya – namun justru tinggal di permukaan. Bila kapal laut kelebihan beban muatan, maka dapatlah dia kandas tenggelam. Bila Bumi kelebihan beban muatan?? Apa yang harus dilakukan? Seleksi alam dapat jadi merupakan salah satu solusinya.


Sementara itu Bumi hanyalah 1 planet yang dikomandani Matahari; dan Matahari bersama anggotanya mengarungi 1 pulau perbintangan yang disebut galaksi Bima Sakti. Galaksi kita pun tidak sendiri. Bersama dengan pulau perbintangan lain mengarungi samudra luas yang tidak lain jagad raya yang seolah tidak bertepi. Dalam 1 titik pandang, bolehlah kita sejenak sedikit memicingkan mata dan “berpikir”, apakah benar “kita” sendirian di hamparan wendra widiyuta?. “Kita” di sini adalah sesuatu yang kita anggap “hidup”. Andai “hidup” ini dihamparkan di segenap sudut jagad semesta, bagaimana kira-kira kabar “mereka” semua? Dapatkah “kita bersilaturahmi” ke tempat mereka untuk mengucap salam dan menawarkan sebuah persahabatan dalam “Persahabatan Universal” dan turut “memberitakan” bahwa alam semesta dihamparkan justru untuk “kita” semua – wigraha wiku wasistha witya wawargita? Dan dalam pencarian sezarah bekal pengembaraan pemikiran seperti ini, betapa sebuah spirit “keintiman persahabatan” Wawargita ing Gita Pari terasa sangat kita butuhkan.


“Kita”, anggaplah sebagai “sesuatu yang hidup” (Di sini kita tidak membahas hidup dari mana!). Sebut manusia hidup: di tubuhnya ada unsur apa saja dan ini merupakan ranah ujud – siapapun sah saja masuk ke dalam ranah tersebut. Mekanisme kerja organ tubuh, dokter pun sudah terbiasa dengan pelajaran ini. Yang diketahui misalnya jantung berhenti bekerja ataupun diambil – ya manusia tamat, titik. Jadi, terlalu cepat dan sembrono bila kita mencampur baurkan bahasan ini dengan “esensi hidup” karena ini merupakan “wewenang” dalam dataran “Jagad Rana Adi Ganesha”. Ada satu hal yang lumrah untuk belajar tentang “kehidupan” di dataran indrawi, mencari contoh sebanyak mungkin tentang segala sesuatu yang “hidup” dengan cara “memperbandingkan” segala yang terkait dengan “kehidupan kita”. Jadi berbekal ranah inilah (astrobiology salah satunya), pada dasarnya kita mencoba menelusuri unsur pendukung sebagai “syarat butuh” untuk berlangsungnya kehidupan – untuk mencoba memahami dinamika kehidupan kita sendiri yang akhirnya secara spirit memperoleh sesuatu dalam gejolak pemahaman seputar Jagad Rana Adi Ganesha, yang justru dalam menapak tangga ini menjadi pecah berantakan kalau kita berpikir secara lahiriah.


Kenyataan yang ada sampai saat ini bahwa manusia menyadari – walau jagad raya begitu luas namun tetaplah Bumi adalah satu-satunya tempat yang ber-“kehidupan”. Di satu sisi, manusia tetap berusaha dengan segala kerendahan hati untuk mencari sahabat bahkan hingga nun jauh di luar sana. “Eksplorasi dan pengembaraan di langit” terus dilakukan. Dalam dataran lain yang berdampingan di ranah lahir, dan justru menjadi salah satu sokoguru – bahwa apapun ragam penelitiannya, nyatanya masih tetap menunjukkan hasil bahwa lingkungan yang paling nyaman untuk kita tempati hanyalah planet Bumi. Hal ini sama saja artinya bahwa satu-satunya cara agar manusia tetap nyaman hidupnya adalah dengan cara mengelola, merawat, dan melestarikan Bumi dengan segala isi dan fenomenanya, karena inilah yang diamanatkan kepadanya. Dalam “pengembaraannya”, Bumi dan Jagad Raya adalah sahabat sejatinya.

Salam WfG.

Seperti yang ditulis pada lembar abstrak astrobiology yang dibagikan di pertemuan bahwa tulisan singkat ini sekedar “corat coret singkat ini sebagai kenangan akan sirna dan hadirnya seorang sahabat muda dalam pergulatan usaha untuk menapak tangga Jagad Rana Adi Ganesha. Jakarta, 14 November 2009. 00:45 WIB”. Maaf juga tentang bahasa-nya (silakan lihat kamus Kawi). Memang ada artikel pendahuluan yang menjadi gagasan refleksi tulisan di atas yang beberapa anggota (via fb-nya kak rs) sudah membacanya “Wawargita ing Gita Pari: Widiyuta ing Waudadi, Wintang ing Widik” yang dibuat untuk acara WSD di SMAN 31 Jakarta (extended version tentunya). Moga-moga nanti bisa dimuat di blog ini secara bersambung. Belum bisa janji .. ufz, sabar ya - mau minta saran dulu ke beberapa sahabat muda.


Hallo SIRIUS, … rundown acara secara rinci dan abstrak dari topik acara tanggal 12 nanti secepatnya ya dibuat (bukan sekedar tema, ada sedikit ringkasan atau ulasannya). Hal ini agar mudah dalam pembagian tugas untuk nara sumber. Status kesediaan 2 nara sumber menunggu konfirmasi hingga tiba jam atau waktu pelaksanaan. Kepada Bu Eka, mohon maaf dan berharap saya dapat hadir di acara tersebut. Sekalian, minta waktu untuk penutupan IYA2009 (Closing Ceremony IYA2009 secara resmi untuk sektor Jakarta dan sekitarnya, saya lagi menunggu berita langsung dari Koordinator IYA2009 Indonesia National Node – Bpk. Taufik H. yang sekaligus Kepala UPT Observatorium Bosscha). Maaf kalau SIRIUS langsung ditunjuk sebagai tuan rumahnya.


Untuk pengurus HAAJ, FOSCA, POLARIS, FPA: tolong back-up SIRIUS. Siapa pun harus siap jadi nara sumber (pun petugas lapangan), terserah dari sisi mana anda menyikapi permasalahan yang akan diajukan SIRIUS. Kalau moderator, katanya sudah ada – dan memang wajib dari senior mereka agar dapat dikenal dan menjadi contoh bagi adek2nya.


Tuk HAAJ dan FOSCA, ditunggu laporan kegiatan setahun ini dan sedapatnya selesai di pertemuan HAAJ – Sabtu – 28 11 09. Terima kasih untuk semuanya. Wass.

No Response to "Abstract Astrobiology"

Popular Posts