Zodiak (Edisi IV) - SAGITTARIUS SANG PEMANAH

Posted on Friday, October 02, 2009 by Sang Petualang

Dalam mitologi Yunani, Sagittarius dikaitkan dengan Crotus Dewa Hutan yang separuh badan berujud manusia dari kepala sampai pinggang bersambung setengah lagi tubuh kambing dengan ekor panjang mirip ekor kuda. Berjalan berdiri dengan dua kaki belakangnya.


Sementara pada era berikut, bangsa Romawi lebih banyak menyalahartikan simbul ini sebagai gambaran Chiron – pemimpin Centaur (Centaurus, salah satu konstelasi di belahan langit selatan). Sebelah selatan rasi Centaurus adalah Crux (layang-layang). Chiron adalah makhluk setengah manusia setengah kuda. Sifatnya keduanya berlawanan. Chiron bersifat kalem dan sabar bijaksana, sementara Sagittarius sebagai pemburu bersifat ganas, bengis, dan buas (intermezzo: semoga tidak tercermin pada orang Sagittarius .. hiii). Dalam akulturasi dengan Mesopotamia yang ada jauh sebelumnya, sifat Sagittarius identik dengan Nergal (Dewa Pemanah; Dewa Kematian) yang bersekutu (atau bahkan identik) dengan Dewa Perang dan Api – Dewa Irra. Perwujudan fisik Dewa Nergal/Irra adalah keberadaan Planet Mars yang tanggal 29/30 Januari 2010 mendatang akan mencapai titik terdekatnya (oposisi) dengan Bumi. Pada budaya lain, Nergal/Irra terejawantah sebagai Dewa Ares (Yunani) atau Dewa Perang Mars (Romawi).


Di Indonesia – rasi Sagittarius tidak spesifik gambarannya seperti cerita di atas. Biasa disebut Dhana/Dhanus/Wusu/Wanok/Naya/Jemparing (busur). Apakah daerah rasi ini dikaitkan dengan awan putih (galaksi) Bima Sakti belum jelas bagi penulis. Bisa jadi bentuk seperti rumah itulah yang dianggap sebagai bentuk busurnya.


Zodiak

Sagittarius adalah salah satu dari 12 simbol Zodiak Klasik, yang ke 9 (Ke 1 Aries). Batasan tanggal klasik: 22 November s.d 21 Desember. Yang lahir antara tanggal itu disebut berbintang Sagittarius. Tapi berdasar kenyataan, kini Matahari melintas Sagittarius antara 18 Desember s.d 21 Januari. Harusnya yang lahir pada kurun waktu inilah yang berbintang Sagittarius.


Rasi Bintang Sagittarius.


Saat terbaik untuk melihat rasi bintang ini dimulai awal Juni (Patokan kota Jakarta). Jam 18:00 WIB, rasi bintang ini sudah terbit. Pada 7 Juli, jam 24:00 WIB ada di garis meridian (midnight culmination date). Ketinggian dari titik Selatan sekitar 70 derajat. Pada awal Januari jam 18:00 WIB sudah terbenam. Jadi sepanjang malam tidak dapat dilihat sampai Juni berikutnya.


Dalam mengamati langit untuk melihat Sagittarius, berhubung relatif banyak bintang yang cemerlang dan formasinya pun mudah dibayangkan, maka sampai dekat ufuk pun masih dapat diamati. Yang terbaik adalah dengan mata bugil, tanpa alat bantu.


Beberapa bintang memiliki keistimewaan sifat, antara lain:

  1. Alpha Sagitarii (Rukbat). Warna biru-putih. m = 4,1. Posisi di lutut kaki depan kanan Sagittarius. Biasanya indeks alpha adalah bintang paling terang, tetapi di rasi ini yang paling terang adalah Epsilon-Sgr (Kaus Australis, biru-putih).
  2. Epsilon-Sgr (Kaus Australis) adalah bintang raksasa. Posisi di bagian bawah alas teko sebelah barat). Jarak 88 tc, m = 1,9, warna biru-putih.
  3. Delta-Sgr (Kaus Meridionalis). Di bagian tengah busur atau di alas tutup teko bagian barat (Bagian atas tutup teko adalah bintang Lambda-Sgr).
  4. Beta1-Sgr (Arkab Prior) dan Beta2-Sgr (Arkab Posterior) seolah merupakan bintang ganda (sistem 2 bintang yang saling mengedari titik pusat massa persekutuannya), namun sebenarnya bukan. Arkab adalah Achilles tendon dari kaki depan kanan Sagittarius. Hanya penampakannya saja yang berdekatan. Yang merupakan bintang ganda justru bintang Beta1-Sgr, selain itu juga bintang berindeks pi, omicron, eta. Namun, semua tetap sulit dilihat sekalipun dengan teleskop.
  5. Sigma-Sgr (Nunki). Warna biru-putih. m = 2.0. Posisi di telapak tangan Sagittarius yang sedang menarik anak panah. Pada era Assyro-Babylonian disebut bintang penguasa (makhluk) lautan, yaitu (rasi) Capricornus, Aquarius, Delphinus (Lumba-lumba), Cetus (Ikan Paus), Pisces, Piscis Austrinus (Ikan Selatan). Semua berkait dengan air.
  6. Gamma-Sgr (Alnasl). Warna kuning dengan m = 3.0, yang merupakan ujung anak panah yang arahnya ke tubuh Scorpius (Kalajengking).


Obyek yang menarik:

  1. M18 (atau NGC6613), M21 (NGC6531), M23 (NGC6494), M25 (IC4725). Semua merupakan gugus atau kelompok bintang terbuka.
  2. M22 (NGC6656) dan M55 (NGC6809) yang merupakan gugus bola.
  3. M8 (NGC6523), Nebula Laguna yang merupakan nebula emisi.
  4. M17 (NGC6618), Nebula Omega atau Nebula Tapal Kuda (nebula emisi).
  5. M20 (NGC6514), Nebula Triffid (nebula emisi, diketahui sebagai tempat kelahiran bintang-bintang baru seperti Nebula Orion di rasi bintang Orion atau Lintang Waluku).
  6. Barnard-87 dan Barnard-92, merupakan nebula gelap.
  7. Bintang U-Sgr, yang merupakan bintang variabel Cepheid yang berubah-ubah kecerlangannya secara teratur dengan periode 6 hari 18 jam. Bintang seperti ini biasa digunakan untuk lilin penentu jarak. Hasilnya juga berguna untuk nantinya digunakan ketika para ahli ingin mengetahui usia jagad raya.
  8. Obyek Messier lain: M24, M28, M54, M69, M70, M75.


Fakta Terkait:

  1. Di rasi ini ditemukan obyek Messier terbanyak (15 buah)
  2. Arah pusat Bima Sakti masuk dalam daerahnya (Lintang – Bujur Galaksi = 0 derajat, ada di RA:17h42m dan dec: – 29 derajat; barat daya bintang x-Sgr). Bila kita mengamati ke arah rasi Sagittarius, ibaratnya sedang mengamati ke arah pusat galaksi kita.
  3. Bintang yang kasat mata sekitar 65 buah dan kebanyakan bintang variable.
  4. Ukuran wilayahnya di urutan 15 (sekitar 2% luas bola langit)


Hujan meteor:

  1. Sagittariids (11 Juni)


Daftar Pustaka

Bakich, M., 1995, The Cambridge Guide to the Constellations, Cambridge Univ. Press, Cambridge, p.278-279.

Cornelius, G., 1997, The Starlore Handbook : An Essential Guide to the Night Sky, Chronicle Books, p.9-19.

Cornelius, G., 2005, The Complete Guide to the Constellations, Duncan, London, P.102-103.

Hartmann, W.K., 1985, Astronomy : The Cosmic Journey, Wadsworth Pub. Co., Belmont, p.6-21, 494-497.

Pedersen, O. 1993, Early Physics and Astronomy : A Historical Introduction, Cambridge University Press, Cambridge, p.11, 40.

Walker, C. (ed.), 1996, Astronomy : Before the Telescope, British Museum Press, London, p. 43-5, 68, 73, 87, 110, 123, 146, 154-5, 252-6, 269-70, 283-4, 288, 290, 296, 299, 301, 308, 310-11, 319-21, 324, 328, 338.

(lihat juga daftar pustaka di artikel sebelumnya: Aries, Aquarius, Capricornus, Sekilas Peta Langit)


Salam WfG

Suatu ide yang sangat kreatif dalam menerjemahkan dan menjawab sebuah artikel. Salut untuk kerja mas MR – sang pemburu Orion Sang Pemburu. Kebetulan ada artikel yang sudah jadi 11 September 2009, namun belum sempat dimuat. Mungkin dapat melahirkan ide kreatif lainnya. Siapa tuh yang LKIRnya Messier Objects? Sagittarius masih sangat jelas di Jakarta bahkan dari awal malam. Kapan mau motret lagi?


Tuk kawula/pengurus HAAJ/FOSCA/FPA/POLARIS. Sekaligus mengingatkan, Sabtu – 03 Oktober 2009 ada pertemuan rutin jam 16:30 s.d 20:00. Materi tentang Astronomi dalam Islam yang disampaikan oleh Ustd. Rojali. Momen ini juga untuk ajang halalbihalal. Memang lebih indah kalau kita dapat berjabat tangan saling memaafkan secara langsung dalam sebuah pertemuan di tengah derasnya teknologi komunikasi yang membuat interaksi tatap muka semakin terpinggirkan, atau bahkan dianggap tidak penting lagi.


Sementara untuk SP3 tgl 10-11, saran saya agar peserta di seleksi dan ajak yang sudah dianggap mapan supaya ajang pembelajaran termasuk diskusinya lebih efektif.

No Response to "Zodiak (Edisi IV) - SAGITTARIUS SANG PEMANAH"

Popular Posts