Sekilas Peta Langit (1)

Posted on Tuesday, September 08, 2009 by Sang Petualang

Gambar 1: Diambil dari software stellarium, terlihat tiga buah bintang yang menunjukkan bentuk berupa segitiga. Dikenal dengan segitiga musim dingin bagi daerah Bumi utara. Credit: Ronny

Tiap bangsa punya budaya pemetaan langit. Populer di Indonesia adalah Lintang Waluku (alat bajak sawah), orang Yunani kuno menyebutnya Orion (Sang Pemburu). Di Indonesia, penampakan rasi ini di ufuk Timur pada awal malam menandakan awal musim hujan. Adapun bangsa Mesir memakai bintang paling terang di langit malamSirius di rasi Canis Major (Anjing Besar) sebagai tanda datangnya banjir sungai Nil. Rasi lainnya Bintang Layang-layang (Lintang Pari atau Lintang Gubuk Penceng) dimana orang Yunani menyebutnya Crux (Salib), yang digunakan untuk pedoman arah (kompas, juga berlaku bagi masyarakat di belahan selatan). Nama lainnya Bintang Salib Selatan.

Sementara di belahan utara, untuk arah Utara digunakan Bintang Biduk/Bintang Tujuh/Beruang Besar (masyarakat Indian di Amerika) atau Ursa Major. Rasi ini juga disebut Gayung Besar atau Big Dipper, karena formasi bintangnya mirip gayung dilihat dari samping. Ada pula yang melihatnya sebagai alat bajak (luku) dorong. Bahkan mengenai Beruang Besar, ada kesamaan di Eropa, Asia, Amerika Utara, dan Mesir. Diduga telah dipakai sejak zaman es (EuroAsia). Di India, ke 7 bintang terang di rasi ini adalah simbul 7 manusia bijak (Rishi).


Gambar 2: Diambil dari buku History of Java (Raffles) - Sky Calendars of The Indo-Malay Archipelago (Gene Ammarell). Di Indonesia dikenal sebagai Lintang Waluku yang digambarkan sebagai alat bajak sawah. Credit: Wied


Mengenai rasi bintang khususnya Zodiak (Circle of Animals. Akar kata zoo) bahkan sudah lebih dulu ada di Mesopotamia (4.000 SM) yang tertuang dalam epiknya Gilgamesh. Melihat perkembangan masyarakatnya bahkan ada yang menduga budaya menera langit ini sejak 10.000 SM. Termasuk yang sampai sekarang akhirnya berkembang menjadi astrologi. Adapun penamaan bintang terutama yang terang biasanya dipakai sebagai tanda untuk tiap rasi. Misal Betelgeuse (warna merah) dan Rigel (warna biru) di Orion. Antares (merah) di jantung Kalajengking Scorpius, Aldebaran (merah) di salah satu mata si Banteng Taurus.


Salah satu bintang yang jadi perhatian khusus adalah yang dijuluki North Star (Bintang Utara). Saat itu ada patokan dalam astronomi/astrologi bahwa bintang yang diambil sebagai pedoman adalah Alpha Draconis sebagai North Star. Bintang ini seolah diam di langit, sementara bintang-bintang lain bergeser mengelilinginya. Penampakan gerak bintang mengelilingi North Star, saat ini diketahui akibat rotasi Bumi. Perpanjangan sumbu rotasi Bumi ke bola langit utara menunjuk ke arah Alpha Draconis. Hal ini dibakukan khususnya oleh masyarakat Minoan dari Crete (Yunani – 1867 SM). Saat itu tepat tanggal 21 Maret, lintasan Matahari memotong ekuator langit (Spring Equinox, Matahari dari belahan selatan menuju ke belahan utara). Sementara North Star tersebut pada era Cleostratos dari Tenedos ( ~ 550 SM – seorang filosof Ionian murid Thales dari Miletos) adalah ke arah bintang Polaris. Dia pula yang membagi Zodiak menjadi 12 rasi bintang (dari catatan ada beberapa nama yang menentukan Zodiak a.l. Pythagoras dan Oinopides – 450 SM). Adapun dalam pemetaan langit, Aratus (315 – 245 SM) dari Yunani membakukan jumlah rasi bintang menjadi 44 buah.


Adapun satu rasi bintang sebenarnya masih diragukan, karena pada era Julius Caesar (100 – 44 SM) daerah Scorpius dibagi 2 rasi, Scorpius dan Libra (Timbangan, bukan gambaran binatang ataupun manusia). Namun dari catatan saat itu bahwa Zodiak tetap 12 rasi bintang. Rasi apa yang saat itu dihilangkan masih tanda tanya untuk penulis.

(Analisis diberikutnya ya, tapi referensinya sekarang aja).


Daftar Pustaka

Cornelius, G., 1997, The Starlore Handbook : An Essential Guide to the Night Sky, Chronicle Books, p.9-19.

Hartmann, W.K., 1985, Astronomy : The Cosmic Journey, Wadsworth Pub. Co., Belmont, p.6-21, 494-497.

Karttunen, H. et al. (eds.), 1984, Fundamental Astronomy, Springer-Verlag, Berlin, p.456-458.

Sawitar, W., 2005, Constellations: In the Time Scale of the Cultures, in W. Sutantyo, P. W. Premadi, P. Mahasena, T. Hidayat and S. Mineshige (eds), Proceedings of the 9th Asian-Pacific Regional Meeting 2005, p.328-329.

Sawitar, W., 2008, Constellations: The Ancient Cultures of Indonesia. Paper poster of the 10th Asian-Pacific Regional Meeting 2008

Sawitar, W., 2009, Star and the Universe: The Ancient Cultures of Indonesia, “Stars of Asia Workshop” at National Astronomical Observatory of Japan – Mitaka – Tokyo, 11-14 Mei 2009.

Walker, C. (ed.), 1996, Astronomy : Before the Telescope, British Museum Press, London, p. 43-5, 68, 73, 87, 110, 123, 146, 154-5, 252-6, 269-70, 283-4, 288, 290, 296, 299, 301, 308, 310-11, 319-21, 324, 328, 338.

(Juga referensi sebelumnya di artikel pada blog ini tentang Zodiak: Aries, Aquarius, Capricorn)


Salam WfG.

Tulisan ini hadiah tuk sahabat muda yang lagi seneng nekunin ini. Kali-kali bisa dikembangin sendiri agar bisa jadi karya tulis.


Tuk HAAJ, ditunggu Sabtu ini (maleeem) tuk bahas SP3 dan HAI. Sekalian sama rekan2 mahasiswa UNJ Fisika yang lagi bimbingan dan ambil data Jupiter sama Bulan, skaligus nunggu sahur .. uff.


Tuk rekan2 BSCR, mohon maaf (tanggal 11, jadi ingat sesuatu nih) saya tidak dapat hadir ke ITB. Wah bagus tuh membahas film “Islam and Science” dengan host Prof. J. Khalili, banyak astronominya lagi .. ufz. Oya, hallo Adis dan Tania – kalau bisa hadir gih. Khusus undangan dan terbatas sih, tapi gpp. Anggap saya turut mengundang kalian, sekalian buka bersama. Kak Ronny hadir, kalau minat kontak kak Ronny aja ya.


Juga minta maaf ke Langitselatan, ternyata walau Kamis-Sabtu saya ke Bosscha – tidak sempat bahas program pak Kaifu.


(Jakarta, 8 September 2009. 17:40)

1 Response to "Sekilas Peta Langit (1)"

.
gravatar
Dina Says....

Makasih artikelnya! Kebetulan saya sedang mencari informasi tentang rasi bintang.

Omong2, saya agak heran, kenapa namanya "astronomi" (dalam HAAJ), bukan "astronom"? Biasanya himpunan 'kan untuk orang/lembaga, bukan nama ilmunya. Maaf ngelantur, hehehe....

--Dina

Popular Posts