Mentari di Ufuk Bintaro
Posted on Wednesday, March 25, 2009 by Sang Petualang
Rangkaian kalimat ini hanya bertujuan untuk menyusun kembali sisa-sisa yang tertinggal dari Star Party SMA Pembangunan Jaya Bintaro, 20-21 maret yang lalu. Bukan acara besar memang, namun cukup menarik untuk disimak sekedar sebagai bahan perbincangan ringan antar anggota. Bagi sebagian orang, tulisan ini mungkin hanya sebagai info ringan, namun bagi sebagian lainnya terkadang menjadi momen yang cukup layak untuk dipajang dalam lembaran-lembaran album ingatan...
Para serdadu HAAJ kembali mendapatkan kesempatan untuk berbagi ilmu dan pengalaman kepada para guru dan siswa sekolah. Umumnya bertujuan untuk membuka "Mata Astronomi" mereka, namun tak jarang di antaranya justru bertujuan untuk memperluas "Bilik Keastronomian" dalam relung hati mereka...
Sang mimpi belum sempat memulai kisahnya ketika tubuh merespon kegaduhan yang timbul dari peradaban yang mulai muncul di seantero sekolah. Dengan beban ratusan ton, raga ini dipaksa bangun untuk memulai kembali pesta yang semalam sempat tertunda. Sementara itu, langit malam sudah berganti dengan gaun yang jauh lebih indah, berhias kilauan albedo sang raja dewa, dengan untaian bintang-bintang khas rasi musim dingin, nampak sempurna dengan gemerlap sabit luna yang tergantung anggun di sekitar ekor ”Sang Pemanah”. Dengan langit yang seperti itu, siapapun akan tergugah untuk menikmatinya dan rasa kantuk yang paling hebat sekalipun seketika hilang. Pesta pun semakin meriah...
Ketika jarum jam menunduk semakin rendah, teater langit pun mulai benderang dengan lampu-lampu yang menerangi setiap inci atap atmosfer, dan dengan kejamnya memukul lonceng tanda berakhirnya pesta. Namun setiap orang tahu bahwa pesta ini belum benar-benar berakhir karena masih ada satu acara penutup yang tidak boleh terlewatkan, yaitu ketika sang mentari bangun dari peraduannya...
Atap sekolah yang terbuka tiba-tiba dipenuhi manusia yang menunggu datangnya fenomena harian yang selalu membawa keindahan yang berbeda-beda. Dengan berbekal mata dan kamera, mereka telah siap menikmati salah satu ciptaan Tuhan yang paling indah...
Tanpa komando, langit bagian timur tiba-tiba memunculkan semburat merah yang seketika berubah menjadi sulur-sulur cahaya keemasan berlatar belakang langit kelabu. Bentangan sayap-sayap Merak itu membuat sebagian orang hiruk pikuk dengan ucapan-ucapan pujian, sementara sebagian lainnya sibuk dengan kamera yang tergenggam erat di tangannya, seakan tak rela melewatkan sedetik pun waktu tanpa mengabadikan fenomena tersebut. Tak lama kemudian, sang Mentari pun perlahan muncul di sela-sela awan tebal dan rendah yang menutupi ufuk sepanjang mata memandang. Pancaran cahayanya menimpa setiap wajah-wajah lelah nan sumringah dan benar-benar menyadarkan mereka bahwa pesta telah usai...
Ketika jarum jam menunduk semakin rendah, teater langit pun mulai benderang dengan lampu-lampu yang menerangi setiap inci atap atmosfer, dan dengan kejamnya memukul lonceng tanda berakhirnya pesta. Namun setiap orang tahu bahwa pesta ini belum benar-benar berakhir karena masih ada satu acara penutup yang tidak boleh terlewatkan, yaitu ketika sang mentari bangun dari peraduannya...
Atap sekolah yang terbuka tiba-tiba dipenuhi manusia yang menunggu datangnya fenomena harian yang selalu membawa keindahan yang berbeda-beda. Dengan berbekal mata dan kamera, mereka telah siap menikmati salah satu ciptaan Tuhan yang paling indah...
Tanpa komando, langit bagian timur tiba-tiba memunculkan semburat merah yang seketika berubah menjadi sulur-sulur cahaya keemasan berlatar belakang langit kelabu. Bentangan sayap-sayap Merak itu membuat sebagian orang hiruk pikuk dengan ucapan-ucapan pujian, sementara sebagian lainnya sibuk dengan kamera yang tergenggam erat di tangannya, seakan tak rela melewatkan sedetik pun waktu tanpa mengabadikan fenomena tersebut. Tak lama kemudian, sang Mentari pun perlahan muncul di sela-sela awan tebal dan rendah yang menutupi ufuk sepanjang mata memandang. Pancaran cahayanya menimpa setiap wajah-wajah lelah nan sumringah dan benar-benar menyadarkan mereka bahwa pesta telah usai...
Secara pribadi, Penulis menyampaikan maaf yang sebesar-besarnya kepada salah satu personil yang sempat saya buat kesal karena mendapatkan tugas memandu teleskop yang bukan favoritnya. ^_*
Semoga setelah ini masih akan ada momen-momen lain yang pantas untuk didongengkan...
Salam Bintang
----------------------------------------------MR----------------------------------------------
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Popular Posts
-
LAPORAN HASIL PENGAMATAN HILAL RAMADHAN 1434 H HIMPUNAN ASTRONOMI AMATIR JAKARTA PANTAI ANYER, BANTEN – 08 JULI 2013 Hasil foto m...
-
Dua malam lalu, di salah satu stasiun televisi swasta ditayangkan gamezone (nama stasiun TV, nama game dan waktu penayangannya lupa-red), ya...
-
Pertemuan Rutin Dwimingguan Himpunan Astronomi Amatir Jakarta (HAAJ) edisi ke-tigabelas di tahun 2013 International Space Statio...
-
SOFTWARE ASTRONOMI 1. Stellarium Stellarium is a free open source planetarium for your computer. It shows a realistic sky i...
-
HAAJ akan mengadakan Star Party kembali, dimana pada Star Party ini merupakan Star Party pertama di tahun 2013 ini, yang berarti pula ...
-
Ilmu Astronomi sudah sejak lama dikenal di Indonesia dan masih berkembang hingga sekarang. Namun di tengah perkembangannya, ilmu ini ...
-
Jum’at, 21 September 2012, Himpunan Astronomi Amatir Jakarta memulai perjalanan Star Party 3 yang diadakan di Kebumen, Jawa Tengah. Keber...
-
Abstrak Pada era yang kita katakan modern saat ini, perkembangan astronomi di dunia sudah semakin maju. Sementara itu, perkembangan...
-
Intermezzz..z..Z..Z..zo lagi nih Maaf judulnya pakai bahasa leluhur. Kebetulan ada papan hiasan di dinding kamar, berupa kata-kata tul...
-
Pertemuan Rutin Dwimingguan Himpunan Astronomi Amatir Jakarta (HAAJ) edisi ke-Tujuh belas di tahun 2012 Epsilon Eridani b Judul ...
No Response to "Mentari di Ufuk Bintaro"
Post a Comment