Mentari di Ufuk Bintaro

Posted on Wednesday, March 25, 2009 by Sang Petualang

Rangkaian kalimat ini hanya bertujuan untuk menyusun kembali sisa-sisa yang tertinggal dari Star Party SMA Pembangunan Jaya Bintaro, 20-21 maret yang lalu. Bukan acara besar memang, namun cukup menarik untuk disimak sekedar sebagai bahan perbincangan ringan antar anggota. Bagi sebagian orang, tulisan ini mungkin hanya sebagai info ringan, namun bagi sebagian lainnya terkadang menjadi momen yang cukup layak untuk dipajang dalam lembaran-lembaran album ingatan...

Para serdadu HAAJ kembali mendapatkan kesempatan untuk berbagi ilmu dan pengalaman kepada para guru dan siswa sekolah. Umumnya bertujuan untuk membuka "Mata Astronomi" mereka, namun tak jarang di antaranya justru bertujuan untuk memperluas "Bilik Keastronomian" dalam relung hati mereka...

Total peserta berjumlah kurang lebih 50 orang, jumlah yang tidak terlalu "merepotkan" bagi para serdadu HAAJ yang berkekuatan 1 jendral, 7 prajurit dan 6"amunisi". Pertempuran pun dimulai... Medan perang sempat tertutup barisan awan yang cukup tebal, namun tak lama kemudian "gerombolan pengacau" tersebut tak kuasa menahan keindahan yang terpancar di atasnya dan perang pun berubah menjadi pesta...
Saat jarum jam sudah tegak berdiri, pesta perlahan usai. Beberapa kelompok kecil mulai "berkondensasi" dan merubah lantai pesta menjadi arena diskusi. Mulai dari pertanyaan yang mengundang gelak tawa, sampai pertanyaan yang dapat mengerutkan dahi, semua tertuang dalam kolam keingintahuan para anggota diskusi yang terdiri dari penjual kecap cap "HAAJ", guru yang haus pengetahuan, panitia yang mencuri-curi kesempatan, hingga petugas keamanan yang seolah lupa akan tugasnya. Ketika Antares mulai muncul di atap sekolah, satu per satu dari mereka pun pamit mundur dari panggung diskusi dan kembali ke peraduannya yang hangat, mencoba untuk memanjakan mata sebentar sebelum fajar memanggil...

Sang mimpi belum sempat memulai kisahnya ketika tubuh merespon kegaduhan yang timbul dari peradaban yang mulai muncul di seantero sekolah. Dengan beban ratusan ton, raga ini dipaksa bangun untuk memulai kembali pesta yang semalam sempat tertunda. Sementara itu, langit malam sudah berganti dengan gaun yang jauh lebih indah, berhias kilauan albedo sang raja dewa, dengan untaian bintang-bintang khas rasi musim dingin, nampak sempurna dengan gemerlap sabit luna yang tergantung anggun di sekitar ekor ”Sang Pemanah”. Dengan langit yang seperti itu, siapapun akan tergugah untuk menikmatinya dan rasa kantuk yang paling hebat sekalipun seketika hilang. Pesta pun semakin meriah...

Ketika jarum jam menunduk semakin rendah, teater langit pun mulai benderang dengan lampu-lampu yang menerangi setiap inci atap atmosfer, dan dengan kejamnya memukul lonceng tanda berakhirnya pesta. Namun setiap orang tahu bahwa pesta ini belum benar-benar berakhir karena masih ada satu acara penutup yang tidak boleh terlewatkan, yaitu ketika sang mentari bangun dari peraduannya...

Atap sekolah yang terbuka tiba-tiba dipenuhi manusia yang menunggu datangnya fenomena harian yang selalu membawa keindahan yang berbeda-beda. Dengan berbekal mata dan kamera, mereka telah siap menikmati salah satu ciptaan Tuhan yang paling indah...

Tanpa komando, langit bagian timur tiba-tiba memunculkan semburat merah yang seketika berubah menjadi sulur-sulur cahaya keemasan berlatar belakang langit kelabu. Bentangan sayap-sayap Merak itu membuat sebagian orang hiruk pikuk dengan ucapan-ucapan pujian, sementara sebagian lainnya sibuk dengan kamera yang tergenggam erat di tangannya, seakan tak rela melewatkan sedetik pun waktu tanpa mengabadikan fenomena tersebut. Tak lama kemudian, sang Mentari pun perlahan muncul di sela-sela awan tebal dan rendah yang menutupi ufuk sepanjang mata memandang. Pancaran cahayanya menimpa setiap wajah-wajah lelah nan sumringah dan benar-benar menyadarkan mereka bahwa pesta telah usai...

Secara pribadi, Penulis menyampaikan maaf yang sebesar-besarnya kepada salah satu personil yang sempat saya buat kesal karena mendapatkan tugas memandu teleskop yang bukan favoritnya. ^_*

Semoga setelah ini masih akan ada momen-momen lain yang pantas untuk didongengkan...

Salam Bintang
----------------------------------------------MR----------------------------------------------

No Response to "Mentari di Ufuk Bintaro"

Popular Posts